chapter 12

733 72 3
                                    

Jungkook tersenyum menghampiri Jimin saat Jimin duduk menunggunya mengambil pesanan yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi padaku jika orang ini tidak datang di kehidupanku? Banyak sekali keraguan dalam diriku saat dia datang untuk pertama kalinya dan untuk beberapa saat dia mengatakan aku adalah kekasihnya, saat ini yang paling aku takutkan dia akan Pergi meninggalkan aku secepat dia datang padaku. Aku adalah orang tidak tau cara menikmati hidup, aku tidak tau apa arti kesenangan, aku tidak tau arti berbagi, aku tidak tau cara bersikap, aku tidak tau cara berkomunikasi dengan baik dan aku tidak tau memperlakukan orang lain dengan benar. Aku yang selalu berada di zona nyaman yang tidak pernah ingin mencoba keluar dan mengambil Resiko untuk apapun yang terjadi di hidupku, aku hanya seorang pecundang yang ingin menikmati arti hidup sesungguhnya tapi tidak berani mengambil langkah kecil untuk sebuah perubahan Sampai seorang laki-laki datang padaku, datang dengan semua pemaklumannya untukku, datang Dengan semua pengertiannya untukku, datang dengan menawarkan rasa kasih sayang yang aku tidak tau itu sebelumnya, dia datang dengan semua warna baru dalam hidupku. Aku tidak tau kenapa dia tertarik padaku? Hanya yang aku tau dia menjadi alasan perubahan terbesar dalam hidupku, terlalu dini mengatakan aku jatuh cinta padanya dengan semua tindakannya karena aku sendiri tidak tau artinya dan aku tidak pernah mencintai dan di cintai sebelumnya. Hidupku sangat menyedikan karena aku pura-pura baik-baik saja dalam menjalaninya. Sebenarnya aku menginginkan kehidupan seperti orang lain, bisa jalan-jalan, mengobrol, bergaul, mencintai dan bisa bersenang-senang dan menikmatinya, tapi aku gagal menyadarinya hingga kepribadian lain muncul dalam diriku dan  mengakibatkan aku mengalami gangguan disosiatif. Apa yang tidak pernah aku ekspos tentang diriku dan di lakukan oleh kepribadian jim. Satu-satunya hal yang aku syukuri jungkook bersamaku, menjadi dokter sekaligus orang yang selalu ada bersamaku, aku tidak tau harus menyebutkan apa"

Jungkook semakin mendekat hingga jaraknya tidak lebih dari 3 meter, Jungkook masih tersenyum seperti tadi hingga sebuah pelukan Jungkook dapatkan dari seorang wanita yang berlari ke arahnya.
Seketika Jimin ragu jika senyuman penuh cinta yang jungkook berikan tadi bukan untuknya.

Karena tiba-tiba di peluk kopi yang jungkook pegang hampe tertumpah, Jimin hanya menyaksikan karena dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dia hanya mengamati dan menikmati sesak di dadanya yang mengakibatkan Jimin susah bernafas, rasa yang sama saat melihat jungkook bersama wanita di depan ruangannya.

Semenjak bersama Jungkook, Jimin sering merasakan perasaan yang berbeda-beda, kadang ia akan tersenyum, pengertian dan kadang merasa cemas, kesal, khawatir berlebih dan sekarang merasakan sesak.

"Lepaskan tidak enak di lihat orang" ucap Jungkook risih dengan pelukan tiba-tiba itu sementara matanya tidak lepas dari Jimin yang mulai tak nyaman.

"Biarkan saja, aku hanya senang melihatmu disini" ucap wanita itu

"Tapi kamu akan membuat kekasihku salah faham" wanita itu sedikit mengendorkan pelukannya lalu menatap jungkook tidak percaya

"Kamu pasti sedang berbohong"

"Menurutmu apa yang aku lakukan di tempat romantis seperti ini jika tidak dengan kekasihku? Aku sedang liburan dengannya dan lepaskan pelukanmu dia akan salah faham dan aku tidak ingin itu terjadi" wanita itu terpaksa melepaskan pelukannya dan mengikuti arah Jungkook memandang.

Jungkook menuju kursi tempat Jimin menunggu, dia menyimpan kopinya dan Jungkook memakai Jimin jaket karena Jimin hanya menggunakan kaos sederhana dan udara malam ini cukup dingin

"Maaf baby kamu harus menunggu lama, aku harus mencari geray dekat sini untuk membelikanmu jaket" ucap Jungkook merapikan jaket milik Jimin.

Itu bukan alasan utama yang ingin dengar Jimin dari Jungkook, karena sekarang wanita di depannya menjadi pertanyaan besar untuknya.

Jimin hanya diam menanggapi jungkook yang meminta maaf, Jimin tidak tau harus bersikap dan tatapan dingin seperti biasa masih melekat pada wajah manisnya.

"Kenalin teman aku" ucap Jungkook

Wanita itu langsung menyodorkan tangannya pada Jimin.

"Aku Momo, mantan kekasihnya jungkook waktu kuliah" wanita itu terlihat sangat bangga saat mengucapkan itu

"Dan aku adalah alasan jungkook tidak pernah menjalin hubungan serius selama ini, just one night stand" Jimin melirik ke arah jungkook sebelum menerima uluran tangan Momo

Jimin tidak berbicara sampe mereka saling melepaskan uluran tangan masing-masing karena Jimin tidak menyebutkan namanya.

"Kamu bilang kamu bersama kekasihmu, dan mana dia sekarang? Kamu membohongiku ? Aku tau kamu tidak bisa move on dariku, aku tau kamu belum bisa melupakan aku sepenuhnya, aku minta maaf untuk yang pernah terjadi pada kita dulu, bisahkan kita menjalin hubungan lagi?" Tanya wanita itu memegang tangan Jungkook penuh harap.

Jungkook menepis tangan Momo dan memirik ke arah Jimin yang sama sekali tidak terpengaruh oleh ucapan dan tindakan Momo

"Aku tau aku salah, bisahkan kamu maafkan aku? Aku masih mencintaimu jungkook" Momo masih menarik tangan Jungkook untuk di genggamnya lagi dia sama sekali tidak perduli ada Jimin yang melihatnya memohon pada jungkook, yang ada di kepalanya hanya Jungkook kembali di pelukannya.

Jungkook melepaskan tangan Momo yang mengenggam tangannya menggunakan tangan sebelahnya.

"Aku lupa memperkenalkan kekasihku padamu, dia park Jimin kekasihku" ucap jungkook final.

Tatapan yang semulanya ramah pada Jimin beralih menjadi tatapan mencemoh, Momo tidak berkata apapun lagi selain menyodorkan hpnya pada jungkook

"Berikan aku nomormu, walaupun kita bukan sepasangan kekasih lagi, kita masih bisa jadi temankan?" Ucap Momo

Jungkook melirik Jimin untuk meminta persetujuan dan Jimin seolah tak tau arti tatapan jungkook, Jimin diam dan hanya melihat gelas kopinya.
Jungkook mengambil hp dan mendiel beberapa angka di hp Momo.

Momo pamit lalu pergi dari hadapan Jimin dan Jungkook.
Jungkook semakin gusar karena Jimin tak bicara padanya walaupun sering ia mengajaknya berbicara, Jimin tidak menanggapi apapun yang keluar dari mulut Jungkook.

Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang