chapter 18

620 57 1
                                    

POV Jimin

Aku buru-buru mengemas semua barangku setelah file yang aku kerjaan selesai, sedang Sora Nuna sudah pulang lebih dulu dengan beberapa pegawaiku yang lain..

Pukul 22:00...

Waktu yang sangat alot, bahkan Aku sama sekali belum menikmati makan malam ku, kai Hyung beberapa kali menghubungi untuk menawarkan makan bersama tapi karena pekerjaanku menumpuk, jadi tak mungkin aku tinggalkan karena aku bukan tipe orang yang membiarkan pekerjaan menumpuk.

Ah satu hal yang aku ingin beritahu, kai hyung akhir-akhir ini sangat menempel padaku dia akan menemukan seribu satu cara untuk bertemu denganku dan agar aku tak menolak permintaannya.

Mengenai kai Hyung aku menyukainya, dia adalah pribadi yang sangat bertolak belakang dengan aku Sama seperti jungkook, aku mendapatkan hal baru dan beberapa pelajaran untuk aku terapkan dalam bersosialisasi, kalian tau bukan, aku tidak bisa bersosialisasi dengan baik?

Rasa sukaku hanya rasa suka tidak lebih, bukan cinta, aku nyaman dengan dia, aku menyayangi dia seperti aku menyayangi Sora Nuna, mereka memiliki peran tersendiri dalam hidupku, sejauh aku mengenal mereka berdua, aku merasakan kehangatan dari yang kalian sebut keluarga, mereka memperlakukanku sangat baik.

Nuna dengan segala perhatiannya dan kai hyung dengan segala kehangatannya.
Aku beruntung mengenal mereka dalam hidupku, hidupku lebih berwarna saat mereka datang termasuk jungkook walaupun setelah itu jungkook memberikan luka yang masih terasa perih saat aku mulai mengingatnya.

Seharusnya aku tau dari awal, jika seseorang menawarkan cinta dengan mudahnya padaku tanpa memandang kondisiku saat itu, bisa saja itu cinta semu.

Dengan mudahnya di lupakan seiring cinta itu datang dengan cepat.
Aku terlalu bodoh karena dengan percaya dirinya aku menganggap dia sangat mencintaiku karena melihat tindakan saat bersama denganku.
Aku tidak pernah berpikir mungkin itu hanya sandiwaranya untuk bermain-main denganku.

Aku mencoba melupakan tapi sekeras aku mencoba aku belum bisa melupakan dia, aku masih mengharapkan dia menghubungiku lagi.

Bodoh bukan?

Ia aku tau!

Tapi apa yang harus aku lakukan? Jika dia sudah memiliki posisi yang sangat penting di hati dan dalam hidupku.

Aku merindu dia!

Dia tidak menghubungiku sama sekali dalam dua bulan ini dan aku mulai melupakan keinginan tentang mengharapkan dia kembali padaku.

*****

Aku beberapa kali menggeser halaman aplikasi yang menampilkan makanan pesan antar dalam hpku.
Aku bingung harus pesan apa karena jam begini aku terlalu malas untuk memasak di tengah kesibukanku bunyi bel pintu mengalihkan pandangannya dari hpku.

Aku membuka pintu tanpa melihatnya lebih dulu dari monitor, biasa hanya kai Hyung yang mengunjungiku tanpa melihat waktu entah apalagi masalahnya hari ini.

"Sekarang ada masalah apa hy..." Aku mengantung kata-kataku karena melihat orang lain di depanku.

Aku yang sudah siap merutuki kai Hyung terpaksa berhenti dan ekpresi wajahku yang semula malas berubah tersenyum.

"Apa aku menganggu? Dia tersenyum padaku

"Tidak, maaf ada perlu apa?"

"Ah maaf jika menganggu, aku tetangga apertemenmu, aku sengaja datang untuk menyapa karena tadi aku kemari tapi sepertinya anda belum pulang kerja" ucapnya dengan ramah.

"Tidak perlu sungkan, perkenalkan namaku park Jimin"

"Aku V"

"Nama yang sangat cocok denganmu"

"Terimakasih jimin-ssi, ah aku membawakan makanan untukmu"

Aku menerima makanan itu dari laki-laki yang memiliki senyum kotak itu dan dia akan menjadi tetanggaku.

"Terimakasih, silakan masuk V-ssi"

"Tidak jimin-ssi, sebaiknya kamu istirahat aku juga memiliki pekerjaan lain, jika ada waktu mari minum kopi bersama"

"Baiklah V-ssi"

V pamit dan aku kembali menutup pintu dan untuk kesekian kalinya bel pintuku bunyi lagi.
Aku mengira itu V karena bisa saja dia kembali

"Ia V-ssi?"

"V? Siapa?"

Aku melipat kedua tanganku di dada dengan kerutan kening yang begitu dalam, tanpa mengeluarkan kata-kata orang di depanku pasti tau maksud dari tatapan dan ekpresi yang aku berikan.

"Apa aku menganggu?" Dia mengalihkan pertanyaan

Aku tidak menjawab melainkan mengajukan pertanyaan lain padanya "ada yang bisa saya bantu?" aku berbicara formal seperti itulah aku menyambutnya.

"Apa aku tak boleh kemari?"

"Jimina" teriakan yang memanggil namaku mengalihkan etensiku

"Hyung, apa yang kamu lakukan? Kamu bisa membangunkan penghuni apartemen yang lain, bersikap seperti laki-laki terhormat Hyung, kita di kota bukan di hutan"

Aku merutuki kai Hyung yang sudah cengar cengir di hadapanku.

"Maaf" matanya beralih ke tamu yang datang sebelum dia "rupanya kamu memiliki tamu, kenapa tidak di suruh masuk?"

Aku kembali mengarahkan pandanganku pada tamu itu.

Aku membuka pintu lebar-lebar, kai masuk lebih dulu berjalan menuju meja dapur lalu tamu tadi dan aku.

"Jimina, aku bawakan makanan, aku belum makan malam, ayo makan denganku"

"Hyung, kenapa tidak makan di luar saja"

"Aku tau kamu belum makan, jadi siapkan makanan ini dan maaf" mata kai beralih pada tamu yang dari tadi mengamati pertengkaran kami berdua.

"Maaf nama kamu siapa?" tanya kai hyung ramah

"Jungkook namaku jungkook"

"Baiklah jungkook-ssi makanlah dengan kami, aku membeli makanan banyak dan jimina biar Hyung saja yang menyimpan, pergilah mandi dan kembali dengan cepat"

Kai Hyung mulai menyiapkan piring aku ke kamar meletakan makanan yang V berikan di atas meja lalu berlalu untuk mandi dengan cepat karena tidak ingin mereka menungguku.

15 menit......

Aku kembali ke ruangan makan dan hanya sisa kai Hyung disana sedangkan jungkook entah pergi kemana, sejujurnya aku senang melihat dia datang dan rasa senang itu berubah menjadi rasa kecewa dengan cepat.

Dia pergi tidak mengatakan apapun padaku.

"Hyung kemana dokter jungkook"

"Dia sudah pergi setelah menerima telepon, sepertinya dia memiliki urusan lain karena dia nampak buru-buru tadi"

"Ah baiklah"

"Jimina ayo makan Hyung sudah siapkan makanan untuk kita berdua"

Aku menghampiri meja makan dan mulai makan dengan pikiranku masih tertuju pada jungkook yang pergi begitu saja.

Entah urusan apa yang begitu penting sehingga dia meninggalkan aku dan kai Hyung sendiri.
Dulu dia orang seperti kebakaran jenggot saat melihat aku dengan orang lain tapi sekarang dia Mala meninggalkan aku begitu saja dengan kai Hyung.

Sepertinya memang aku sudah tidak punya tempat di hatinya lagi, mungkin saja dia datang hanya untuk melihat keadaanku, dia adalah psikiater yang menanggani aku, mungkin dia datang untuk itu.

"Jimina makanannya aja Dingin dan perutmu tidak kenyang dengan membolak-balik makanan seperti itu, apa yang kamu pikirkan?"

"Maaf Hyung, hanya masalah pekerjaan"

Aku mulai menggiring sendok ke dalam mulutku, rasa laparku yang sumula menggerogoti perut hilang begitu saja seiring aku memikirkan jungkook.


Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang