chapter 27

691 43 2
                                    

Entah dorongan dari mana, aku mulai memegang dengan lembut telinga orang yang aku sebut kekasihku, aku hanya berusaha membangunkannya tapi siapa sangka dia mengeliat dan mengeluarkan erangan.

Dan bertapa bodohnya aku, selama aku bersamanya ternyata titik sensitif jungkook berada di telinganya.
Aku memutuskan berhenti dari aksi memilin telinga jungkook.

Jungkook membuka matanya, mata merah sayup menyapaku pertama kali.
Aku tau ini pertanda tidak baik untukku karena Jungkook sedang bergairah saat ini.

Aku berusaha mengatur ekspresiku agar tidak salah tingkah depan dia bukan karena aku tidak ingin berhubungan badan dengannya hanya saja, aku tidak biasa dan aku tidak tau harus mulai dari mana.

Jim adalah pribadiku yang lain yang biasa menemani jungkook saat ingin berhubungan badan sementara aku tidak memiliki keahlian tentang itu.

Jika di tanya aku ingin atau tidak? Maka jawabnya aku sangat ingin merasakan sentuhan jungkook karena selama aku bersamanya tidak pernah sekalipun ia memaksaku untuk memenuhi hasrat seksualnya.

"Sayang" mungkin dengan suara seraknya

"Hmm"

"Kamu lapar?" Pertanyaan macam apa itu? Aku bingung saat jungkook menanyakan hal lain sementara aku yakin sekali dia sedang berhasrat untuk berhubungan badan.

"Dia sudah pukul 13:00 dan aku sedikit lapar"

Jungkook membangunkan badannya lalu mengahadapku

"Maaf, karena aku kamu sampai telat makan, berikan aku waktu 10 menit untuk mandi dan  kita keluar cari makan oke?"

Aku mengangguk.

Beberapa saat aku mendengar umpat jungkook dengan suara yang lebih tepatnya seperti berbisik

"Sial, kenapa harus bangun sekarang sih kamu?"

Aku tidak mengerti dan refleks mataku tertuju ke selangkangannya dan aku mengerti apa yang jungkook rutuki sekarang.

"Kenapa, ada yang salah?" Aku sengaja bertanya karena melihat wajah kesal Jungkook walaupun aku sudah tau jawabannya

"Tidak apa-apa, sebaiknya kamu mandi lebih dulu, seperti kakiku keram" aku tau Jungkook sedang mencari alasan

"Mau aku pijitin?"

"Nggak usah, cuman kesemutan nanti juga hilang sendiri"

Aku mengangguk lagi, tapi bukannya bangun dari tempat tidur aku menghampiri jungkook semakin dekat.

"Aku tau masalah bukan pada kaki tapi di selangkangan" aku sedikit berbisik di samping telinganya

Untuk beberapa saat jungkook bersaksi bukan karena geli atau semacamnya tapi suara yang keluar dari mulutku itu kembali membangunkan hasratnya.

"Aku tidak ingin memaksamu Jimin, aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman denganku"

"Tapi pernahkah kamu bertanya padaku aku menginginkannya atau tidak?" Aku kembali berbisik di telinganya tapi sekarang di sertai dengan lumayan kecil di ujung daun telinganya.

"Jimin" jungkook mulai mendesah terbawah suasana permainanku dia menutup matanya menikmati dan menunggu kejutan selanjutnya.

"Jangan memaksaku, aku mungkin tidak bisa berhenti setelah ini dan kamu mungkin menyesal"

"Kenapa aku harus menyesal? Aku juga menginginkanmu, jadi sentuhan aku semaumu"

Aku pasti sudah gila, berbicara hal seperti ini pada Jungkook
Hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya.

Jungkook tiba-tiba membuka matanya tiba-tiba rasa curiga terpancar dari mata dan wajahnya.
Aku memberhentikan aksi menggoda jungkook dan menatapnya bingung

"Ada apa?"

"Jimin?"

"Yah"

Untuk detik berikutnya Jungkook tersenyum lega

"Kenapa sih?"

"Aku kira kepribadian Jim ngambil alih tubuhmu lagi"

"Oh, jadi kamu lebih suka kepribadianku yang lain?"

Entah aku tidak suka saat Jungkook menyebut kepribadianku yang lain, toh sama saja itu bagian dari diriku tapi tetap saja aku tidak menyukainya

"Bukan gitu Jimin, aku hanya takut kamu stres dan memicu pribadimu yang lain mengambil alih tubuhmu"

"Alasan"

"Sayang aku baru sampai dan kamu sudah mengajakku bertengkar?" Jungkook tiba-tiba bertingkah manja

Jungkook memeluk lenganku dan menggoyangkan pelan

"Aku minta maaf tapi aku berkata sejujurnya"

Ha! Aku benar-benar lemah melihat mata Jungkook saat ini.

"Hmmm, cepat mandi aku lapar" aku yang semula kesal hilang begitu saja.

"Siap sayang" jungkook bergegas masuk ke kamar mandi dan aku menggunakan kamar mandi lainnya agar menghemat waktu.

Kami membutuhkan beberapa menit untuk mandi dan bersiap-siap ke restoran tempat yang ingin kami tuju untuk makan siang, setelah itu kami ingin nonton bioskop seperti pasangan kencan pada umumnya.

Ya aku menikmati setiap momen dengan jungkook kecuali saat menonton, karena aku  aku penakut dan jungkook memilih film horor untuk kami tonton.

Entah modus jungkook atau apalah yang jelas sepanjang film aku tidak berani melihat ke layar proyektor melainkan memeluk lengannya dan menyembunyikan wajahku disana, sedangkan minuman dan popcorn yang jungkook pesan tidak satupun yang aku makan padahal itu rasa favoritku, rasa takutku mengalahkan segalanya.

Aku pernah menonton film horor dulu karena penasaran dan alhasil aku tidak tidur semalaman karena membiarkan lampu kamarku menyala, sementara aku nggak bisa tidur kalau lampu menyala alhasil itu mengakibatkan aku ketiduran di kelas, hal yang tidak pernah aku lakukan semenjak aku masuk perguruan tinggi.
Karena aku tidak ingin membuang-buang waktuku mengulang kelas dan materi pelajaran adalah hal yang terpenting untukku saat itu.

Saat keluar dari bioskop jungkook masih memegang tanganku, aku ingin marah pada jungkook tapi aku tau aku juga salah karena selama ini aku tidak pernah menjelaskan pada jungkook hal yang aku sukai dan tidak aku sukai.

Aku terlalu terpaku pada kebiasaan ku sehingga semua harus di mengerti oleh jungkook

Egois bukan ?

Ya aku sangat egois jadi kalau saat ini aku marah itu tidak adil untuk jungkook.

"Jungkook"

"Hmmm"

"Aku ingin popcorn rasa keju"

"aku kira kamu nggak suka makanya nggak nyentuh popcorn tadi"

"Aku bukan nggak suka popcornnya tapi takut film horornya"

"Maaf aku nggak tau kalau kamu nggak suka film horor"

"Nggak apa-apa lagian itu juga salahku, nggak kasih tau kamu lebih dulu"

"Ya udah kita beli bahannya, aku bikinin kamu pas di apartemen nanti, kalau beli sekarang nggak enak lagi saat kita sampai apertemen"

"Emang bisa bikin?"

"Bisa dong, apa sih yang enggak buat kamu?"

"Ella gombal"

"Aku serius sayang, sekalian kita nonton lagi oke?"

"Oke, tapi jangan horor lagi yah?"

"Ya nggak lah, romance gimana?"

"Yang penting bukan horor"

"Siap, jadi mau makan malam apa?"

"Aku masih kenyang"

"Aku juga sih, jadi sekarang kita ke supermarket beli alat untuk buat popcorn sama bahan-bahannya aja"

"Oke"

Kami menuju ke supermarket untuk mencari bahan-bahan yang di perlukan sekalian mencari bahan-bahan masak untuk mengisi kulkas kami.

Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang