Entah aku harus menyebut diriku apa? Kejadian 2 Minggu yang lalu mengubah semua yang terjadi dalam hidupku selama ini.
Hidupku yang monoton serta siklus yang sama terus berulang setiap hari, bahkan saat ada jungkook bersamaku tak banyak yang berubah dari keseharian ku, hingga jungkook terus melayangkan semua protesnya dengan cara yang sangat manis menurutku.Dia akan melayangkkan semua keluhan jika di lebih dulu sampai ke apartemenku, ia jungkook tinggal di apartemenku, entah sejak kapan dia mulai mengklime tempat itu sebagai miliknya.
°°°°
"Sayang" panggil jungkook dari dalam kamar mandi
"Hmm" aku menjawab seadanya karena ada beberapa berkas yang harus aku tangani
"Tolong bawakan aku Handuk"
"Handuk ada di lemari penyimpanan"
"Habis"
Aku membuang napas, jungkook memang selalu dengan seperti ini.
Tapi aku menyukainya dia selalu membutuhkanku, ah lebih tepatnya dia selalu mencariku meski dalam hal kecil sekalipun."Sebentar akan aku ambilkan"
"Sayang"
"Ia"
"Aku mau kopi"
"Oke"
"Sayang"
"Ia"
"Sarapanku di bawah di kamar aja, aku mau roti panggang tanpa selai"
"Hmm"
"Sayang"
"Ia"
"Terimakasih"
"Aku boleh pergi sekarang?" tanyaku lagi, kali-kali saja jungkook membutuhkan hal lain lagi
Bukan menjawab jungkook mala ketawa keras karena mendengar responku.
Aku selalu menjawabnya seperti itu saat dia meminta atau menginginkan sesuatu.Aku turun ke lantai satu untuk mengambilkan jungkook handuk dan membuat kopi.
"Jiminah" panggil seseorang wanita dari arah belakang yang aku kenal siapa itu.
"Ia mah"
Mah? Kalian pasti heran siapa yang aku panggil mah?
Yang jelas dia bukan ibu kandungku, karena orang tuaku sudah lama meninggal, yang aku panggil mama adalah ibu dari jungkook.Kalian Heran kenapa dia bisa disini? Lebih tepatnya aku yang datang dan tinggal di rumah mereka.
Ia aku tinggal dengan jungkook dan kedua orang tuanya!
Kalian bingung? Sama! Aku juga ! :D
Kejadian dua minggu lalu, yang aku katakan tadi, aku akan jelaskan sekarang pada kalian.
Jadi dengarkan dan baca dengan baik ;)DUA MINGGU YANG LALU.......
Entah mengapa setalan jaz menjadi sangat asing untukku padahal aku sudah sering menggunkannya tapi untuk hari ini aku merasa apa yang aku kenakan sangat tidak cocok untukku padahal ini setelan jaz yang paling cocok dan juga baru, tapi tetap saja aku tidak percaya diri menggunkannya atau mungkin karena rasa gugup?
Entahlah! Aku tidak bisah berpikir dengan baik saat ini
Rasa gugupku mengalahkan semua percaya diri yang aku bangun sejak seminggu lalu begitu sampai di depan musion yang terlihat megah dan modern milik keluarga jungkook.
Aku melihat ke arah jungkook yang melepas selbetnya "Aku gugup" sambil memelintir ujung jazku yang mulai terlihat kusut saat ini.
Jungkook tersenyum sangat manis melepaskan salbet yang masih melekat di badan ku "sayang tidak perlu khawatir, ingatan janji kita? Jika papa mama belum merestui kita hari ini, kita bisa kembali membujuk mereka sampai menerima kita bukan? Jadi tidak masalah jika sekarang kita di tolak, ingat! Seberat apapun masalah kita ke depan aku akan tetap berada di samping kamu dan tidak akan pernah sejengkalpun ninggalin kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar (Jikook) End
Fanfictionsiapa yang menyangka kalau laki-laki cupu, manis, dan introvert yang biasanya bekerja di sebuah klinik siang hari menjadi liar di malam hari? siapapun yang melihatnya saat ini, tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah orang yang sama. Boy love...