chapter 19

611 65 0
                                    

Hay Hay reders ☺️

Happy new year 🎊🎉


POV Jimin......

Dejavu itulah yang aku rasakan sekarang.

Aku merasakan berat yang tertumpu di badan bagian atasku.
Aku kembali parno jika pribadiku yang lain mengambil alih tubuhku dan aku tidur dengan orang yang tidak aku kenal lagi.
Aku sontak membuka mata dan pemandangan di sesuatu yang menindihku tadi, rasa lega menyelimuti hatiku, karena yang aku pikirkan tadi tidak terjadi setelah Merakan lega, aku melirik arah jarum jam yang menujukan pukul 3:00 dini hari.

"Apa yang kamu lakukan?" Dengan suara berat karena aku baru bangun ah lebih tepatnya aku terbangun karena kaget dia mendihku

"Aku pasti sangat mabuk, hingga tidak bisa bedakan mana yang nyata dan mana elusi, tapi tunggu biasanya kamu tidak bicara, kenapa sekarang tiba-tiba berbicara?" Ucapnya dengan wajah bodoh

"Apa yang kamu bicarakan?, Sebaiknya menyingkirlah dari tubuhku"

"Sayang, aku tidak bisa berbuat ini jika ini kejadian nyata, kamu pasti sangat membenciku sekarang, setidaknya biarkan khayalan aku melakukan hal manis denganmu" dia kembali meracau tak jelas

"Jungkook-ssi, jika kamu mabuk kembali ke rumahmu kenapa harus datang di apertemenku"

"Sayang ini kamarku, bagaimana kamu mengusirku, kamu sekarang berada di khayalanku setidaknya kamu jangan marah-marah yah? Aku rindu kamu jimin-na"

"Apa kamu sering berkhayal tentangku?" Aku penasar, toh besoknya dia juga lupa kasi aku manfaat kondisi mabuknya untuk menggali informasi yang aku inginkan, aku ingin tau bagaimana dia tanpa aku di sisinya.

"Hmm sering, aku sering memikirkanmu hingga berkhayal tentangmu seperti ini"

"Lalu kenapa tidak menghubungiku?"

"Aku tidak berani menghubungimu Sayang karena aku yang meminta kita memikirkan kembali hubungan kita, sejujurnya aku sangat menyesal karena berbicara seperti itu, aku harus tersiksa menahan rindu selama ini, ah walaupun aku sering berkhayal tentangmu tapi tidak pernah senyata ini, dan bauh tubuhmu terasa nyata saat ini, aku sangat merindukanmu jimin-na" jungkook tersenyum mengeratkan pelukannya

"Lalu kenapa kamu pergi tadi tanpa pamit kepadaku?"

"Bagaimana kamu bisa tau?" Dia mengerutkan keningnya

"Jawab saja" aku pasti sudah gila berbicara dengan orang yang sedang mabuk, jungkook bahkan tidak bisa bedakan mana yang nyata dan mana ilusi.

"Hmmm, sayang bisakah kamu berbicara lebih lembut?, Semenjak kamu sembuh kamu banyak marah-marah dan aku tidak menyukai itu dan tatapan dinginmu"

"Aku tidak minta kamu untuk protes, aku bertanya kenapa kamu pergi tadi?"

"Aku muak mendengar laki-laki itu memujimu, Jimin ini lah Jimin itulah, semuanya dia menceritakan tentangmu. Aku merasa cemburu!"

"Kamu pergi Bukan karena ada yang penting? Karena kai hyung bilang kamu buru-buru pergi setelah menerima panggilan di hpmu"

"Prioritas utamaku adalah kamu, aku tidak mengkin meninggalkan kamu, aku ingin berbaikan denganmu tadi, tapi karena ada penganggu itu, rencanaku gagal"

"Kamu menyalahkan orang lain karena kesalahan yang kamu buat?"

"Sayang jangan membelanya! Kamu berada di khayalanku sekarang seharusnya kamu membelaku"

"Baiklah jungkook-ssi, bisakah kamu pindahkan tubuhmu yang besar dan berat ini"

Jungkook berpindah tapi masih memelukku dan Kepalanya masih di Curuk leherku, sensasi geli menjalar ke seluruh tubuhku karena napas jungkook mengenai salah satu titik sensitifku.

Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang