"Duduk dan makan sob itu" Jimin memerintahkan begitu melihat Jungkook berdiri di depannya, mengaitkan kedua tanganya dan menunduk menunggu perinta seperti anak yang dihukum ibunya karena sebuah kesalahan
Dengan ragu Jungkook lalu bertanya ke pada Jimin setelah duduk di kursi depannya "apa aku datang padamu semalam?"
"Menurutmu, Aku yang pergi mencarimu dan membawamu kemari?"
"Maaf" cicit jungkook
"Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu, aku butuh alasan kenapa kamu datang setelah menghilang cukup lama?"
"Aku ingin bertemu denganmu"
"Tentu saja kamu ingin bertemu denganku, ini apertemenku, jadi tidak mungkin kamu ingin bertemu asisten rumah tanggamu disini, beri aku alasan yang jelas dokter jungkook"
"Ingin minta maaf dan mengajakmu baikan" cicit jungkook lagi
"Oh"
"Oh doang?" Ucap jungkook tak Terima
"Terus?"
"Aku barusan mengajakmu balikan"
"Makan makananmu" perintah Jimin mutlak
Jungkook mengikuti perintah Jimin, meskipun terpaksa karena apa yang inginkan tidak dia dapat.
Mereka selesai makan dan jungkook mengangkat piringnya yang sudah kosong ke tempat cuci piring.
"Letakan saja disana, aku akan mencucinya"
Jungkook lagi-lagi mengikuti dan kembali ke tempat duduknya yang berhadapan dengan Jimin.
"Maaf" ucap jungkook lagi
"Untuk semalam dan untuk hari ini" Tamba jungkook
Jimin menyelesaikan makanannya dan bergumam kecil untuk menjawab jungkook.
Sebenarnya inilah yang di harapkan Jimin, jungkook kembali padanya dan melakukan semua hal bersama dan melakukan tindakan konyol hanya untuk mendapatkan maaf dari Jimin.
******
POV jungkook....
Sebelumnya aku tidak pernah melihat dunia dengan seoptimis ini, jadi aku tidak terlalu banyak berpikir, aku hanya melakukan pekerjaan dan melalukan hubungan satu malam dengan orang yang berbeda setiap kali namun semua berbeda saat aku bertemu dengan Jimin secara kebetulan, aku jatuh cinta dengan seseorang setelah sekian lama tidak mempercayai cinta lagi.
Aku mulai melihat dunia dengan dengan pandangan berbeda saat dia bersamaku, apa yang aku lakukan semuanya selalu berhubungan dengannya, menjadikan dua keinginan dan tujuanku, menjadikan dia objek yang selalu menjadi penyemangat, menjadikan dia objek untuk selalu berbuat yang terbaik untuk hidupku dan tentu saja untuk bersamanya.
Apapun yang aku lakukan jimin selalu menjadi alasannya. Tapi, aku tidak pernah bayangkan jika dia harus meninggalkanku. Bahkan jika mungkin dia tak perduli padaku seperti yang dia lakukan beberapa Minggu belakangan ini.
Aku berusaha untuk tidak menghubunginya, tapi yang aku lakukan semuanya sia-sia, karena sekeras apapun aku berusaha membebaskan Jimin dariku, aku tidak bisa menapik aku membutuhkan dia bahkan di bawah alam sadar ku.
Aku tidak ingin kehilangannya dia! Aku ingin bersamanya selama mungkin sampai aku tidak bisa membuka mata lagi untuk melihatnya.
Saat ini aku bingung dia mencintaiku atau tidak, tapi aku memiliki rasa takut dan benci yang begitu besar dengan kata berpisah. Jadi itu yang membuat aku menimbah sendiri, sangat sulit untuk tidak menjadikan dia bagian dari segalanya dalam hidupku Bahkan jika itu sangat sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar (Jikook) End
Fanfictionsiapa yang menyangka kalau laki-laki cupu, manis, dan introvert yang biasanya bekerja di sebuah klinik siang hari menjadi liar di malam hari? siapapun yang melihatnya saat ini, tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah orang yang sama. Boy love...