01: Beruntun

40 13 71
                                    

Pagi cerah, awal hari yang membuat para setiap orang akan malas untuk melakukan sesuatu, sama seperti gadis satu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi cerah, awal hari yang membuat para setiap orang akan malas untuk melakukan sesuatu, sama seperti gadis satu ini.

Ia bernama Narita Anya, gadis cantik, yang ceroboh. Sekarang ia menduduki di bangku 12 MIPA 2, ya, dia tak lama lagi akan lulus, dan meninggalkan seragam putih Abu-Abu nya.

Dengan langkah terburu-buru, ia masuk ke garasi, untuk mengeluarkan motor metic mio kesayangannya, yang selama ini menemani nya, dimana-mana. Ia kenakan helm nya di kepala, lalu segera mungkin, melajukan motornya, karena jam akan menunjukkan pukul tujuh.

Di perjalanan, ia berdoa, agar dia datang tepat waktu, dan tidak terlambat.

Karena apes nya, hari ini, Anya bertugas menjadi pengibar bendera di upacara hari Senin.

"Duh bakalan telat nih" ungkapnya gelisah.

"Gara-gara mama telat bangunin, aku jadi ngebut naik motornya."

Anya menaikkan kecepatannya, dengan kecepatan yang sangat tinggi, lampu merah ia terobos, pejalan kaki ia hampir tabrak, dan lain-lain sebagainya.

Hingga pada akhirnya, ia menjumpai cahaya dari sumber ilmu. Iya benar, gerbang sekolah yang hampir tertutup.

"Pak, jangan ditutup!" teriak Anya kepada satpam yang akan menutup rapat gerbangnya.

Dengan laju motornya, akhirnya Anya bisa melewati gerbang yang hampir tertutup itu, dengan sangat lancar.

Segera ia memarkirkan motornya, bersama dengan para motor murid lainnya, melepas helm, lalu mengambil topi nya yang berada di jok motor.

Setelah ia mengambil topi, ia menutup jok motor, dan segera pergi menuju lapangan upacara. Tiba-tiba ponsel berdering, Anya pun mengangkat telpon dengan kesal.

"Apaan sih?" ucapnya kesal.

Suara meninggi, dan keras terdengar dari arah seberang. "Narita Anya!" panggil Diana dengan suara nyaring.

Anya yang mendengar teriakan dari pemanggil tersebut, menjauhkan ponselnya.

"Lu jangan lupa kalo hari ini lu nugas, cepat kemari nya, lu mau apa di marahin bk?" ujar Diana.

Diana Mara, sahabat Anya yang sangat perhatian dengannya, berambut sebahu, berparas cantik. anggota PMR.

"Temen lu pengibar bendera nungguin elu." sambung Diana.

"Iya, sabar napa, nih gue otw" sahut Anya.

Saat Anya sibuk dengan perbincangannya dengan Diana di telpon, tak ia sadari, ia telah menyenggol sesuatu dibelakangnya.

Suara jatuh itu menarik perhatiannya, ia pun berbalik badan, dan mendapati lima motor ambruk dengan cara beruntun.

Anya yang melihat nya membuka mulut lebar-lebar, dengan mata yang membulat, motor itu jatuh sampai ujung.

Hi Stupid I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang