20: Mogok

12 6 1
                                    

Di rumah El terdapat seorang Nanda yang sedang menghampiri El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah El terdapat seorang Nanda yang sedang menghampiri El.

"Hai, gue bawain lu martabak." Seraya ia menunjukkan kantong plastik berisikan martabak.

El pun nampak berbinar-binar matanya, ia senang sekali menyambut kehadiran sang sahabat.

"Makasih Nanda," ucapnya bahagia.

"Iya. Oh iya, gimana keadaan lu? Lu baik-baik saja kan?" tanya Nanda.

El tersenyum, sembari ia mengangguk. "Iya, gua baik-baik saja."

"Lu sering loh ke rumah gue, nggak bentrok sama sekolah?"

"Enggak lah, biasa aja sih. Gue cuman ingin menghibur kamu," jelas Nanda yang membuat sudut bibir El naik.

"Makasih Nanda."

Perlakuan Nanda terhadap dirinya, membuat dirinya terhibur, dan melupakan masalah yang sekarang ia hadapi. El bersyukur, walaupun ia dibuang oleh keluarga namun masih ada teman-temannya yang baik merawatnya secara mental dan fisik.

"Saga sama Ndaru masih berantem?" tanya El tiba-tiba.

"Iya sih, kemarin waktu balapan mereka panas, tapi sekarang rada kalem dikit."

"Kalian masih balapan?" tanya El kembali.

"Astaga, belum puas juga."

"Namanya juga anak cowok, gue pamit ya, mau ke bc." Pamit Nanda.

El pun mengiyakannya, lalu Nanda pergi dengan meninggalkan El di rumahnya sendiri.

🌵🌵🌵

Di sisi lapangan, tepatnya di sekolahan ku. Diriku masih di sana, di malam yang sudah larut ini.

Karena aku sedang melakukan kegiatan latihan paskibraka.

Malam sudah larut, para anggota memutuskan untuk menyudahi latihan, lalu pulang ke rumah masing-masing.

"Zahra, gue pinjem HP lu bisa?" tanya ku.

Zahra, teman satu anggota dengan diriku. Gadis berjilbab yang sangat cantik, dan anggun.

"Kenapa? Lu nggak bawa hp?" tanyanya kembali.

"Hp gue ..." akku terdiam sejenak. Jika aku mengatakan sebenarnya kepada Zahra, ini nanti akan semakin rumit.

Dengan sangat terpaksa, aku harus berbohong mengenai hp ku sendiri, "hp ku lowbat," culas ku

Dengan tanpa ragu, Zahra pun memberikan hp nya kepadaku, memang sungguh baik temanku yang satu ini. "Nih... "

"Makasih, sebentar ya."

Aku segera berjalan menjauh untuk menelpon mamaku, yang mungkin dia sedang menunggu ku di rumah dan sedang khawatir.

"Hallo?"

Hi Stupid I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang