29: Pacar Lo Kekunci

1 1 0
                                    

Sampai Anya di ruang musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai Anya di ruang musik. Di sana Saga sudah menunggu, duduk di dekat jendela yang berdebu.

Ia menatap Anya ketika ia sudah datang. Anya pun menghampiri Saga yang tengah terduduk santai.

"Ada apa, Ga?" tanya Anya.

Saga memperhatikan Anya dari atas, hingga bawah. Ia merasa ada yang berbeda pada diri Anya. Sampai Saga tertuju kepada nama yang tertera pada seragam yang dikenakan Anya.

"Itu seragam punya siapa?" tanya Saga tiba-tiba.

Anya melihat seragamnya, lalu menjawab pertanyaan Saga, "dari Sadewa, tadi dipinjemin."

"Lepas!" tegas Saga.

"Tapi-"

"Lepas!" potong Saga.

Anya pun dengan bibirnya ia kerucut kan mulai melepas kancing baju di hadapan Saga.

Saga yang melihat apa yang dilakukan Anya di hadapan nya, mencoba menghentikan. "Anya, apa-apaan lu?"

"Apa?"

"Kalo lepas baju jangan di hadapan gue." Sambil tangannya menutup mata.

Anya yang melihat tingkah Saga, hanya mengernyit sambil meneruskan kegiatannya melepas kancing baju.

"Gue bilang jangan di hadapan gue!" raung Saga yang mesih menutup kedua matanya dengan tangan.

Sampai pada kancing yang terakhir, Anya langsung membuka bajunya di hadapan Saga.

Saga yang mengintip pun teriak dengan keras, "Anya!"

"Ada apa sih, Ga?" tanya Anya, dengan meninggikan suaranya.

"Lu kenapa? Gue nggak lagi bugil kalik, buka mata lo."

Dengan perlahan, Saga membuka matanya. Dan nampak, Anya tidak bugil di depan nya, Anya masih mengenakan baju yang sopan.

"Gue nggak bugil kalik Ga, gue masih pakai baju partai," ucap Anya, sambil melipat baju Sadewa.

"Lagian lu nggak sopan."

Anya pun terkekeh. "Maaf deh."

Saga mendengus pelan, ia mengambil bajunya yang berada di balik badan nya. Kemudian ia lempar ke arah Anya yang berdiri di depan nya.

Anya dengan tangkas menerima baju pemberian dari Saga.

"Pakai itu, jangan yang lain."

Anya pun mengangguk, lalu mengenakan baju yang Saga berikan kepadanya.

"Lu manggil gue, cuman ini doang?"

"Enggak, antar gue masuk ke kelas."

Anya memutar bola matanya. Yang dikira masalah yang darurat, ternyata hanya masalah sepele. Sampai ia mengabaikan kepulihan nya dari tragedi tadi.

Hi Stupid I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang