07: Bujuk Rayu

14 8 0
                                    

Bel berbunyi, waktu istirahat dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel berbunyi, waktu istirahat dimulai. Topik yang kita bicarakan masih sama, masih menyangkut nasibku sendiri, untuk mendapatkan pertolongan dari Saga.

"Di, anterin gue ketemu Saga cepet," pinta ku yang tergesa-gesa.

"Iya, bentar, gue bantuin kok."

Ku lihat arah sekitar, untuk memastikan sosok Papoy tidak akan mengejar diriku, ataupun menguntit ku.

"Cepet! Nanti Papoy keburu datang." Dengan mataku yang waspada.

Aku pun menarik lengan Diana, untuk segera keluar dari kelas.

Kita pun berjalan, mencari Saga, yang entah dimana keberadaannya saat ini.

Mataku elang ku sedang mode aktif, mewaspadai adanya sosok Papoy yang akan datang, dan mengusik hidupku yang tenang ini.

Mata harus tetap terjaga, tidak boleh lengah sedikitpun, harus benar-benar peka terhadap gerak-gerik Papoy. Walaupun itu sedikit seperti biji sawi.

Aku juga memperingatkan Diana, agar dia juga memperhatikan daerah disekitarnya. Agar sosok manusia itu tidak datang, dan membuat kekacauan dalam rencana kita.

"Mata harus tetap terjaga Di, jangan lengah," pesanku terhadap Diana.

Diana pun mengangguk, dan melanjutkan langkah pencarian kami.

Sudah kita berkeliling di area sekolah, dan masih saja tida menemukan Saga. Dari batang hidungnya saja tidak nampak.

Kita pun menghentikan pencarian.

"Saga biasanya ngumpul dimana sih?" Tanyaku pada Diana.

"Lah mana aku tau, coba deh tanya ama orang," usulnya.

Ia pun menghentikan salah satu pejalan kaki yang melewati kami. Diana mulai bertanya, dimana keberadaan Saga saat ini.

"Saga dimana?" lontarnya tiba-tiba.

"Saga anak geng Gawisk?" tanya orang itu untuk memastikan.

"Iya."

Entah ini insting ku tajam, atau bagaimana. Aku merasakan getaran dalam hatiku bahwa Papoy yang berkedok mencintai ku akan datang.

Suara langkah kaki itu terdengar, hingga berjarak satu kilometer, dari titik berdiri ku.

"Di, cepat, ini gue ngerasain ada gerak-gerik Papoy dari arah timur," desakku.

Pejalan kaki itu menjelaskan keberadaan Saga saat ini, "dia biasanya ngumpul di ruang olahraga, coba cek."

"Makasih ya," ucap Diana seraya ia tersenyum.

Orang itu pun berlalu pergi.

Kita pun melanjutkan perjalanan, "katanya dimana?" tanyaku, ditengah jalan.

Hi Stupid I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang