Langit hitam legam, dengan cahaya rembulan menghiasi langit. Jalan raya yang banyak manusia berlalu lalang, dengan kendaraan mereka. Sorot lampu kuning, dan putih menghiasi jalanan beraspal itu.
Malam nampak begitu biasa saja bagi sekumpulan remaja beranggotakan lima orang. Yang sering disebut dengan geng Gawisk.
Seperti biasa, mereka melakukan aktivitas berkumpul bersama di sebuah tempat. Yang di mana anak muda berkumpul di sana. Tepat sekali, Kafe.
Mereka melakukan perbincangan ala kadarnya remaja pada umumnya. Membicarakan tentang balapan dan juga motor mereka.
"Saga ..." panggil Isa tiba-tiba, "gimana persoalan elu dengan Ndaru?"
Saga mengernyit, ia tak ingin membahas masalah itu sekarang. "Nggak tahu," jawabnya ketus.
Mendengar nama Ndaru terucap, ia mengingat masa lalu yang seharusnya itu tak terjadi sama sekali.
Kesalahpahaman itu membuat ikatan penghubung antara mereka terputus dengan cara yang tak seharusnya.
Melihat Saga dengan raut wajah sedih, Nanda mencoba menghentikan pernyataan mengenai Ndaru.
"Udah, jangan dibahas bro, kasian Saga." Sesekali ia menatap Saga yang murung.
Namun percobaannya itu gagal, ketika Dimas mengembalikan topik itu.
"Tapi, masa lu nggak inget waktu clubbing?" sela Dimas.
"Kan kita waktu itu mabuk," sahut Jaja, yang berada di samping Dimas.
"Eh, gue nggak ikut," bantah Isa, "enak aja mabuk."
Saga mendengus pelan, ia menyenderkan bahunya di badan kursi, mencoba untuk menenangkan pikirannya tentang kejadian itu.
"Salah gue juga sih." Mendengar sahutan Saga, semuanya menoleh kearah nya. "Seharusnya gue nggak ajak dia. Tapi yang pasti gue nggak ngelakuin, gue siap tanggung jawab kalo emang enggak ketemu pelakunya," jelas Saga, dengan nada yang rendah.
Semua temannya yang mendengar nya pun tersenyum, mereka merasa bangga dengan teman seperjuangannya itu. Salut dengan tindakan yang dilakukan Saga, walaupun dia tak salah.
Nanda menepuk bahu Saga dengan bangga. "Salut gue sama elu, gue yakin bakal ketemu kok, udah tenang aja," ungkap Nanda, meyakinkan Saga.
Saga menatap Nanda yang berada di samping nya, lalu tersenyum.
"Terimakasih," ucap Saga.
Melihat suasana sudah lebih membaik, Jaja pun menanyakan perihal Anya, ke Saga, "oh iya, gimana tadi sama Anya?" tanya tiba-tiba.
Entah mengapa, mendengar nama Anya, senyum Saga lebih mengembang dari biasanya.
Menatap Saga yang tersenyum tidak seperti biasa, membuat Dimas penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Stupid I Love You
Teen FictionAnya, siswi SMA yang ceroboh dan selalu punya cara unik untuk membuat masalah, mendadak harus berurusan dengan geng motor terkenal, Gawisk, yang juga bersekolah di SMA yang sama. Semua bermula ketika Anya, yang sedang buru-buru, tak sengaja menjatuh...