9

13.4K 1.3K 36
                                    

Sekarang, haechan, renjun, hwall, taro, chenle dan jisung tengah menonton televisi bersama sedangkan bomin, jaemin, jeno, dan sungchan tengah membahas soal pekerjaan. Setidaknya itulah yang semuanya ketahui saat ini.

"Kalian berdua sudah makan kan?" Ucap renjun menatap taro dan hwall.

"Belum Gege, kami tidak berselera untuk makan." Ucap keduanya bersamaan.

"Kalian tidak bisa begitu dong. Kasihan nanti calon anak kalian." Ucap haechan.

"Mau gimana lagi Hyung, habisnya tidak selera juga." Ucap hwall.

"Kalau begitu, kalian berdua ingin makan apa? Biar Gege masakkan." Ucap renjun.

"Kami ingin cheese cake." Ucap keduanya serentak dan tersenyum layaknya anak kecil.

"Baiklah." Ucap renjun.

"Mama. Aku juga ingin cake." Ucap chenle.

"Aku juga Mama njun." Ucap jisung senang.

"Baiklah. Kalian tetap disini. Dan kalian bertiga jangan ada yang menggangguku." Ucap renjun lalu diapun segera ke dapur meninggalkan mereka berlima.

"Chenle, kalau Paman boleh tau kenapa kau memanggil Mama pada asisten ayahmu?"Ucap haechan penasaran begitu pula dengan hwall dan taro yang kaget dengan panggilan anak itu pada renjun.

"Itu karena aku nyaman dengannya. Apa tidak boleh Paman?" Ucap chenle cemberut.

"Hei bukan begitu, aku memperbolehkan mu tapi tidak tau dengan adik dari asisten Huang." Ucap haechan menyentuh taro.

"Paman apa aku tidak boleh memanggil Mama pada asisten Huang?" Ucap chenle yang telah berlinangan air mata. Taro tidak tega dan langsung membawa chenle kedalam pelukannya.

"Kau boleh memanggil gegeku seperti itu sayang. Kau tenang saja. Aku tidak akan melarang dan marah padamu." Ucap taro.

"Benarkah? Paman tidak berbohong?" Ucap chenle melepaskan pelukan tari dan menatapnya dengan tatapan berbinar yang bagi taro sangat mirip dengan gegenya itu.

"Hmm. Tentu saja." Ucap taro tersenyum.

"Makasih Paman." Ucap chenle sangat senang.

"Paman baik? Apa aku boleh memanggilmu mommy seperti chenle memanggil asisten Huang Mama?" Ucap jisung melihat kearah haechan.

"Apa yang harus aku katakan? Dia memang anak jeno dan dong hyuck tapi aku sangat menyayanginya seperti anakku sendiri tapi nanti jeno akan memikirkan hal buruk tentangku. Aku takut dia membenciku." Batin haechan.

"Tidak boleh ya Paman baik?" Ucap jisung dengan airmata yang berlinangan pada mata sipitnya itu.

"Hei jangan menangis. Boleh. Kau boleh memanggilku seperti itu. Tapi, jangan didepan ayahmu. Mengerti? Ini hanya didepan aku, kau, chenle dan renjun. Mengerti?" Ucap haechan.

"Hmm. Makasih pam--mommy." Ucap jisung lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Sama-sama sayang." Ucap jisung membalas pelukan jisung. Tepat saat itu, bomin, sungchan, jeno dan jaemin akan keruangan kerja bomin dan melihat haechan dan jisung tengah berpelukan.

"Ada apa jie?" Ucap jeno.

"Tidak ada Daddy." Ucap jisung melepaskan pelukannya pada haechan.

"Taro? Dimana renjun ge?" Ucap sungchan.

"Di dapur. Sudah kau tenang saja." Ucap taro.

"Baiklah. Ayo kita keruang kerjaku saja." Ucap bomin dan mereka hanya mengikuti begitu saja.









Beberapa menit kemudian, renjunpun kembali dengan membawa cake dan disambut antusias dengan hwall,taro, haechan, chenle dan jisung. Bahkan disaat bersamaan bomin, sungchan, jaemin, dan jeno keluar lalu mendekat pada mereka.

"Wah ini pasti sangat lezat sekali Gege." Ucap sungchan.

"Hmm. Makanlah. Sejak kapan masakan renjun mengecewakan kita." Ucap haechan.

"Haechan Hyung benar." Ucap sungchan lalu renjunpun memberikan satu persatu potongan cake itu pada semuanya termasuk jaemin.

"Gege, mereka bertiga sudah tau kau siapa sebenarnya."Ucap sungchan.

"Ah, tidak masalah. Jadi Presdir na? Apa aku akan di pecat?" Ucap renjun menatap jaemin dan sontak saja chenle langsung menghampiri ayahnya itu.

"Daddy tidak akan memecat asisten Huang bukan?" Ucap chenle.

"Saya tidak akan memecatmu asisten Huang. Lagian, latar belakangmu juga bukan urusanku." Ucap jaemin.

"Makasih Presdir Na." Ucap renjun lega karena setidaknya renjun tidak perlu kembali dengan cepat pada keluarganya. Karena dia belum siap.

"Apa sebenarnya yang terjadi padamu Huang Renjun? Aku butuh tau soal itu terlebih dahulu, dan aku juga tidak bisa sembarangan memecatmu karena anakku sangat dekat denganmu." Batin jaemin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan olehnya sama sekali.


































∆∆∆
















Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Maaf up nya kelamaan 😁
Maaf juga karena chapnya kependekan ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

DUDA {JAEMREN} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang