Renjun telah sampai di apartemennya dan diapun langsung dikagetkan dengan pelukan dari sang adik yang langsung menangis padanya."Sstttt. Tenanglah taro, sekarang kau sudah disini bukan? Tenang. Gege juga minta maaf karena tidak bisa menyediakan tempat yang nyaman untukmu." Ucap renjun membalas pelukan sang adik.
"Tidak gege. Kau pasti sudah sangat kesulitan selama ini. Baba benar-benar sangat jahat sekali." Ucap taro.
"Jangan bicara seperti itu. Sekarang ayo kita duduk dulu." Ucap renjun lalu melepaskan pelukannya dan membawa adiknya duduk di sofa yang langsung menyatu di ruang tamu dan ruang tengah.
"Aku sangat merindukanmu Gege." Ucap taro lalu memeluk kembali renjun dengan erat.
"Kau tidak memberitahu baba bukan? Kalau Gege ada disini?" Ucap renjun sembari mengelus kepala adiknya itu.
"Tidak Gege. Bahkan baba tidak tau kita masih berkontakan sama sekali atau tidak. Kau tenang saja. Lagian, baba juga sudah menyadari kesalahannya dan membatalkan kontrak kerja sama dengan Lai corp. Kau bisa kembali kalau ingin." Ucap taro.
"Sepertinya tidak taro. Gege nyaman disini. Tapi, Gege pasti akan kembali. Hanya saja Gege perlu waktu." Ucap renjun tersenyum.
"Baik Gege. Taro mengerti." Ucap taro mengangguk.
Lalu merekapun mendengar suara memasukkan pin di pintu. Dan taro langsung melepaskan pelukannya pada renjun begitu pula renjun yang langsung berdiri untuk was-was.
Tapi setelah melihat yang datang adalah haechan, renjun sangat lega lalu haechanpun langsung memeluknya dan menangis dengan keras.
"Injunie. Aku bertemu dengannya. Aku bertemu dengannya. Hiksss...hiksss..... Apa aku harus jujur renjun-ah." Ucap haechan. Dan renjun tau kalau pembicaraan ini mengenai jeno. Lalu diapun mengelus punggung sahabatnya itu.
"Tenanglah. Tenanglah haechan." Ucap renjun yang juga merasakan kalau hidup sahabatnya itu sangat miris sekali.
Taro yang tidak mengerti mengenai obrolan sang kakak dengan sahabatnya itu hanya diam lalu memutuskan untuk masuk kedalam kamar satu-satunya yang ada di apartemen itu. Dia ingin memberikan waktu agar haechan dan renjun bisa berbicara berdua dengan bebas. Walaupun dia sangat merindukan kakaknya tapi dia juga tidak bisa pungkiri kalau kedua sahabat itu memiliki hubungan yang sangat erat sekali.
"Sekarang duduk dulu. Aku akan mengambilkan minum untukmu." Ucap renjun mendudukkan haechan di sofa panjang yang hanya ada satu-satunya di apartemen kecil itu dan beralaskan karpet berbulu yang dibelikan haechan saat pertama kali dia pindah.
Setelah kembali dari mengambil segelas air putih, renjunpun memberikan pada Haechan dan langsung diminum dengan sangat cepat oleh sang empu, sedangkan renjun membuka mantel dan jasnya juga meletakkan tasnya.
"Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi?" Ucap renjun.
"Jadi gini njun--" haechanpun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditambah dan dikurangi.
"Lalu? Jeno itu hanya diam saja?" Ucap renjun penasaran.
"Hmm. Kurasa dia hanya menganggap kalau kebetulan saja mengenai aku yang mirip dengan dong hyuck. Aku sangat marah padanya renjun. Harusnya aku yang menikah dengan jeno. Aku sudah lama memendam perasaan ini pada jeno. Tapi, apa yang terjadi? Dia merebutnya renjun." Ucap haechan sembari menangis dan menyandarkan kepalanya pada bahu sempit renjun.
"Tapi kau tetap menyayangi keponakanmu bukan?" Ucap renjun sembari mengelus kepala sahabatnya itu.
"Tentu saja. Jisung tidak salah apapun renjun. Jisung anak yang baik. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua. Dia bagian dari nyawaku njun." Ucap haechan sembari memegang dadanya yang merasa sangat sakit jika melihat jisung menderita.

KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
FanfictionBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka