Hari sudah tengah malam dan sekarang renjun benar-benar tidak bisa tidur bahkan dia sudah melihat jaemin tertidur dengan nyenyak begitu pula dengan chenle di kamar sebelah. Renjun sudah bertekad akan pergi dan membantu keluarga. Renjun tidak bisa tinggal diam, ini semua juga terjadi karenanya. Kalau karenanya keluarganya bisa dalam bahaya lebih baik dirinya.
Diapun mendekat pada jaemin dan mengelus Surai jaemin yang lebat itu sembari menahan airmatanya agar tidak jatuh.
"Maafkan aku Nana. Aku terpaksa meninggalkanmu. Jika aku tidak kembali, aku harap kau bisa mengerti dan kau bisa memaafkanku. Aku sangat mencintaimu Nana." Monolog renjun lalu diapun mendekatkan wajahnya dan mencium sekilas bibir itu lalu diapun beranjak secara perlahan dan keluar secara perlahan dari kamar itu tanpa mengucapkan selamat tinggal pada chenle karena dia takut tidak bisa meninggalkan nya nantinya.
"Sudah siap tuan muda?" Ucap seongwoo.
"Hmm. Apa sudah aman? Tidak ada yang curiga bukan?" Ucap renjun.
"Tidak tuan muda." Ucap seongwoo yang diangguki oleh Daniel.
"Baguslah. Ingat perkataanku Daniel, jika jaemin bertanya besok, katakan sesuai yang aku bilang padamu. Katakan padanya untuk tidak khawatir padaku. Bilang kalau aku pergi bersama dengan seongwoo dan ditunggu oleh Samuel oniichan. Mengerti?" Ucap renjun.
"Baik tuan muda. Saya juga berharap kalian berdua baik-baik saja." Ucap Daniel merasa sangat berat hati melepaskan tuan mudanya itu.
"Hmm. Aku berjanji padamu. Kami pergi dulu. Ayo seongwoo." Ucap renjun lalu berjalan lebih dulu diikuti oleh seongwoo. Daniel hanya bisa menatap kedua orang itu.
"Berjanjilah untuk selamat seongwoo Hyung, karena setelahnya aku akan mengatakan perasaanku padamu. Tolong tetap baik-baik saja." Monolog Daniel.
Selama di perjalanan renjun hanya diam saja bahkan saat berada di dalam pesawat dia juga hanya diam saja. Seongwoo sangat takut dengan keputusan tuan mudanya itu. Walaupun dia tau tuan mudanya tidak selemah yang orang lain bayangkan tapi kejadian beberapa tahun silam itu bisa membuat tuan mudanya berada dalam bahaya.
"Tuan muda. Kalau kau masih ingin berubah pikiran. Kita masih bisa melakukannya sebelum pesawat lepas landas." Ucap seongwoo.
"Aku tidak akan berubah pikiran. Aku akan tetap pada pikiranku. Kalau aku akan melakukan ini semua. Aku akan bersama dengan keluargaku." Ucap renjun.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu tuan muda? Bagaimana nantinya tuan na dan tuan muda Na?" Ucap seongwoo.
"Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu denganku. Tolong berikan ini pada Na Jaemin. Katakan untuk membuka segera kotak ini padanya. Mengerti?" Ucap renjun memberikan kotak itu pada seongwoo.
"Pasti tuan muda. Aku akan memastikan tuan muda sendirilah yang akan memberikan kotak ini pada tuan jaemin. Saya akan menyimpan kan nya untuk tuan muda." Ucap seongwoo.
"Saya juga berharap hal itu terjadi." Ucap renjun lirih.
Keesokan harinya, jaeminpun terbangun dan tidak melihat adanya renjun disebelahnya bahkan dia juga melihat chenle yang terlihat baru saja masuk untuk mencari renjun.
"Daddy dimana mama?" Bingung chenle.
"Daddy juga tidak tau.ayo kita cari Mama." Ucap jaemin lalu menggendong anak satu-satunya itu dan keluar dari kamarnya untuk mencari renjun. Jujur saja sekarang perasaannya sangat tidak tenang.
![](https://img.wattpad.com/cover/273670275-288-k447379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
FanfictionBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka