1

25.3K 2.1K 209
                                        

Sesampainya jaemin dan renjun di depan kantor itu, renjunpun turun dengan menggendong chenle yang tertidur di gendongannya dengan tatapan aneh sekaligus takjub para karyawan bahkan haechan juga terkejut melihat hal itu mengingat anak dari atasannya itu sangat ketus pada semua orang di perusahaan itu. Kenapa sekarang malah dia bisa berada di gendongan renjun. Dan diapun juga mendengar beberapa bisikan dari karyawan.

"Apa ini? Aku benci mengakuinya tapi asisten Huang itu sangat cantik dengan tubuh mungilnya itu."

"Aku sangat kaget sekali karena tuan muda na mau di gendong orang lain selain Presdir Na, pimpinan Na dan nyonya Na."

"Aku benci mengakui ini, tapi kalau mau jujur aku sangat suka melihat mereka seperti satu keluarga bahagia."

"Presdir Na yang tampan, asisten Huang yang sangat cantik, dan chenle yang juga sangat imut cantik layaknya renjun. Ntah kenapa asisten Huang sangat mirip dengan chenle, mulai dari kulit dan kecantikannya bukankah mereka di satukan oleh takdir."

"Apa-apaan itu? Aku akan menjauhinya dari Presdir Na,sudah jelas-jelas dialah yang akan menjadi ibu sambung dari tuan muda Na itu."batin seorang wanita yang bekerja sebagai staf yang bahkan lebih rendah dari renjun, Kim ji in.

Saat berada di dalam ruangan jaemin yang sangat luas itu, renjunpun tidak terlalu kaget mengingat dia juga sering memasuki ruang kerja babanya jadi tidak terlalu kaget. Perlu di ketahui renjun adalah anak sulung keluarga Huang Yuta dan Huang Winwin dan memiliki satu adik bernama Huang Shotaro.

"Kau letakkan saja dia di sofa itu." Ucap jaemin lalu menuju meja kerjanya dan kursi kebanggaannya itu. Renjunpun meletakkan chenle di atas sofa yang bisa ditempati untuk tidur oleh dua orang intinya sofa multifungsi. Dia meletakkan secara perlahan lalu membuka mantelnya yang berwarna navy dan menyelimutinya pada tubuh kecil chenle dan mengelus kepala anak itu. Dan semua itu tidak lepas dari pandangan jaemin padanya.

"Kau membutuhkan bantuan lain lagi Presdir Na?" Ucap renjun tersenyum.

"Tidak. Kau bisa keluar" Ucap jaemin datar sembari melihat anaknya yang tidur dengan nyaman dengan berselimutkan mantel dari renjun.

"Baiklah saya akan keluar." Ucap renjun lalu membungkuk dan mengambil tasnya kembali yang tadi dia lepaskan karena ingin memberikan mantelnya sebagai selimut untuk chenle lalu tersenyum melihat chenle yang nyaman dengan tidurnya dan diapun keluar. Setelah renjun sepenuhnya keluar, jaeminpun berjalan mendekati anaknya dan mengelus kepala sang anak.

"Apa sebegitu inginnya kamu ingin punya mama sayang? Tapi, apa Daddy bisa percaya pada sembarang orang? Daddy mengkhawatirkan keselamatanmu. Dan kenapa renjun bisa membuatmu sangat nyaman. Apa yang ada padanya sayang? Apa Daddy harus membuka hati untuknya?" Monolog jaemin lalu diapun kembali kemeja kerjanya setelah mengecup singkat kepala anaknya dan berkutik dengan segudang berkas-berkas itu.

Renjun juga sibuk di tempatnya, dia selalu mendapatkan email mengenai kontrak kerja yang harus di printer dan membuatnya ribet sendiri. Tepat saat itu, manager pelaksana bernama Mark Lee pun datang.

"Apa Presdir jaemin ada didalam?" Ucap Mark tersenyum.

"Ne." Ucap renjun tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu saya duluan." Ucap Mark lalu masuk kedalam ruangan jaemin setelah mengetuk pintu dan yang pasti setelah jaemin mengatakan kata masuk.

Mark masuk dan kaget melihat anak jaemin, minhee berada disana.

"Kenapa lele kok bisa berada disini jaemin?" Ucap Mark bingung.

"Menurutmu kenapa Hyung?" Ucap jaemin dengan santainya karena Mark Lee adalah sepupu jauhnya. Lebih tepatnya keponakan dari ibunya.

"Apa yang mengganggu pikiranmu? Biasanya lele akan bersama dengan mommy tae bukan?" Ucap Mark bingung lalu meletakkan berkas itu.

DUDA {JAEMREN} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang