Merekapun sampai di Amsterdam saat hari telah malam, bahkan chenle saja telah tertidur dengan nyamannya dikamar yang memang ditujukan untuknya. Sedangkan jaemin sedang membersihkan diri berbeda dengan renjun yang saat ini tidak bisa tidur dan tengah berdiri di balkon.
"Ntah apa yang akan terjadi setelah ini." Monolog renjun sembari melihat langit yang gelap tanpa bintang itu. Padahal dia baru saja bertemu kembali bertemu setelah setahun.
Jaemin yang keluar dari kamarnya melihat renjun berdiri di balkon lalu diapun mendekat.
"Kenapa tidak istirahat?" Ucap jaemin yang telah berdiri di sebelah renjun.
"Tidak ada jaemin." Ucap renjun tanpa melihat jaemin sama sekali.
"Renjun? Saya tau ini terlalu sulit bagi kamu. Tapi, kali ini yang paling penting adalah keselamatanmu. Itulah yang pasti selalu mereka pikirkan." Ucap jaemin.
"Memang benar. Hanya saja aku sangat kesal dan marah saat ini." Ucap renjun dengan airmata yang mengalir dari mata indahnya itu.
Jaemin yang melihatnya merasa tidak tega lalu diapun memberanikan diri untuk menarik renjun dan memeluknya. Renjun kaget sekali tapi dia menerima pelukan itu bahkan membalasnya dengan tidak kalah eratnya dan menumpahkan segala kemarahan, ketakutan dan semuanya.
"Tidak masalah. Menangis lah sepuasmu. Setelahnya istirahat. Mengerti? Kau aman denganku disini." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun. Dan renjun hanya menangis dipelukan hangatnya itu.
Keesokan harinya, jaemin bangun lebih dulu dan melihat anaknya berada di sebelahnya. Sepertinya anaknya pindah karena takut, maklumlah mereka sudah hampir 3 tahun tidak datang ke mansion ini.
"Lele sayang. Ayo bangun." Ucap jaemin sembari menoel-noel pipi chubby anaknya itu.
"Eungh? Ada apa Daddy?" Ucap chenle sembari membuka matanya dan menguceknya secara perlahan.
"Ayo bangun dan mandi segera. Kita harus segera sarapan bukan." Ucap jaemin tersenyum.
"Apa Mama sudah bangun Daddy?" Ucap chenle yang telah duduk sembari melihat jaemin yang telah berdiri.
"Mungkin sudah. Ayo Daddy antar ke toilet." Ucap jaemin merentangkan tangannya pada chenle dan chenle dengan senang hati masuk kedalam gendongan ayahnya itu untuk pergi ke toilet.
Dilantai bawah mansion itu, renjunpun telah berada di dapur untuk memasak sarapan bagi mereka bertiga.
"Apa ada yang bisa kami bantu tuan muda?" Ucap Seong woo.
"Tidak ada. Kalian pergi saja. Kenapa harus menjagaku sampai kemari." Ucap renjun.
"Ini sudah tugas kami tuan muda. Ini adalah perintah dari tuan Samuel." Ucap Daniel.
"Terserah saja. Memang oniichanku itu terlalu berlebihan. Tapi, aku mohon. Ini hanya di dapur. Tolong pergi." Ucap renjun kesal.
"Maaf tuan muda tidak bisa." Ucap keduanya bersamaan dan renjun hanya menghembuskan nafas beratnya saja. Lalu diapun mengeluarkan ponselnya lalu diapun mengetik nama Samuel dan menghubunginya.
"Ada apa sayang? Kau baik-baik saja kan?"
"Hmm."
"Ada apa?"
"Tolong suruh bodyguard mu untuk tidak berlebihan seperti ini "
"Kenapa kau tidak mau sayang? Itu untuk kebaikanmu."
"Tapi ini keterlaluan oniichan. Mereka bisa menjagaku dari jauh. Kenpaa harus mengikutiku juga." Kesal renjun.
"Baiklah. Nanti oniichan akan mengatakannya. Tapi, keadaanmu baik-baik sajakan?"
"Hmm. Aku matikan dulu." Ucap renjun lalu mematikan ponselnya dan kembali memasak sembari melihat bodyguard nya itu telah pergi ke sudut lain.
Renjun pun kembali melanjutkan acara memasak sarapannya itu. Saat sedang asyik memasak diapun mendengar chenle memanggilnya lalu diapun melihatnya dan tersenyum.
"Pagi lele " Ucap renjun lalu menggendong anak atasannya itu sembari mematikan kompor karena telah selesai.
"Pagi kembali Mama. Sepertinya makanan buatan Mama sangat lezat." Ucap chenle tersenyum.
"Tentu saja. Kau pasti akan suka." Ucap renjun tersenyum.
"Pasti." Ucap chenle tersenyum lalu mengecup pipi renjun dan renjun juga melakukan hal yang sama. Jaemin tersenyum melihat hal itu, dia merasa hatinya menghangat seketika.
"Lele, ayo turun. Kasihan Mama." Ucap jaemin dan chenlepun meminta turun lalu duduk diatas kursi dengan bantuan jaemin. Sedangkan renjun menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga lalu makan bersama.
"Aku janji akan menjagamu. Bahkan dengan nyawaku sendiri renjun." Batin jaemin sembari menatap renjun yang makan.
∆∆∆
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
FanfictionBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka