"Renjun jangan pergi hikss... Jangan pergi hikss.... Jangan renjun hikss..."
Renjun merasa terganggu dengan suara-suara itu lalu terbangun dan langsung duduk saat dia menyadari kalau sekarang tengah tidur di kamar jaemin dan sekarang pria yang sudah resmi menjadi kekasihnya beberapa jam yang lalu tengah bermimpi buruk sepertinya.
"Jaemin? Jaemin? Nana! Ayo bangun." Ucap renjun sembari menggerakkan lengan kekasihnya itu. jaemin sontak langsung membuka matanya dan duduk saat melihat kekasihnya baik-baik saja. Lalu diapun langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun dan menangis.
"Stttt.. tenanglah Nana, aku tidak akan pergi kemanapun." Ucap renjun menenangkan jaemin sembari terus mengelus punggung lebar itu.
"Injunie, jangan pergi kemanapun hikss... Jangan tinggalkan aku hikss..." Ucap jaemin sembari menangis.
"Aku tidak akan meninggalkanmu sama sekali nana. Itu hanya mimpi sekarang kau tenanglah." Ucap renjun. Sedangkan jaemin hanya diam dan memeluk erat kekasih mungilnya itu.
"Kita tidur lagi? Ini masih sangat malam sekali." Ucap renjun dan jaemin hanya mengangguk.
"Kalau begitu lepaskan Nana." Ucap renjun. Jaemin langsung melepaskan pelukannya dan menghapus airmatanya sendiri lalu tidur begitu pula dengan renjun. Tapi, jaemin tidak membiarkan renjun tidur dengan tenang karena sekarang dia telah memeluknya dan menyembunyikan wajahnya pada dada kekasihnya itu dan memeluknya erat. Membuat renjun malu dan memerah seketika karena sekarang mereka terlalu intim sekali. Bahkan jantungnya berdetak lebih keras.
"Suruh jantungmu untuk tidak berdetak terlalu keras. Aku jadi tidak bisa tidur. Aku hanya ingin tidur seperti ini, agar tidak kembali bermimpi buruk." Ucap jaemin yang tidak terlalu jelas. Renjun hanya diam saja lalu berusaha menenangkan detak jantungnya sendiri dan mengelus kepala jaemin lalu menutup matanya dan kembali tertidur karena dia memang masih sangat mengantuk sekali. Begitu pula dengan jaemin.
Keesokan harinya, chenle yang kamarnya berada di sebelah jaemin terbangun lalu diapun mengucek matanya dengan sangat menggemaskan dan keluar dari kamarnya dengan wajah bantalnya yang akan membuat semua orang menahan kegemasan karenanya.
Lalu chenlepun mendekat kearah pintu kamar renjun dan membuka pintunya tapi dia tidak melihat renjun ada disana, diapun masuk kedalam kamar jaemin dan berjalan tanpa melihat dengan benar.
"Daddy? Dimana Mama? Aku tidak bisa menemukan ma---" ucapan chenle menggantung begitu saja saat dia melihat ayahnya yang masih tidur dengan nyenyak sembari memeluk renjun dan menyembunyikan wajahnya pada dada renjun. Chenle langsung naik dan memisahkan keduanya, membuat jaemin membuka matanya sedikit lalu sadar kalau itu adalah anaknya sedangkan renjun yang masih tertidur dengan sangat nyenyak tidak bergerak sedikitpun dan tidur dengan nafas yang teratur.
"Lele? Kenapa mengganggu Daddy?" Ucap jaemin pelan sembari mengelus kepala anak satu-satunya itu.
"Daddy curang karena tidur dengan Mama tidak ajak lele. Daddy menjauh saja." Ucap chenle lalu diapun memeluk renjun dengan tangan mungilnya, membuat renjun tersentak sebentar dalam tidurnya lalu mengelus kepala chenle tapi mungkin dia mengira itu adalah jaemin.
"Aku tidak akan kemanapun Nana. Tenanglah." Ucap renjun dalam tidurnya. Membuat jaemin tersenyum lalu ikut memeluk lagi kekasihnya dengan chenle yang berada di tengah-tengah mereka. Jujur hatinya sangat senang dan menghangat saat ini. Dia benar-benar tidak akan bisa bertahan jika kehilangan renjun sama sekali. Dia akan mematikan kalau dia tidak akan kehilangan renjun, dan apapun yang terjadi dalam mimpinya tidak akan pernah terjadi. Tidak akan pernah.
∆∆∆
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
أدب الهواةBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka