Jaemin merasa sangat senang karena renjun menerima perasaannya itu. Lalu jaeminpun membawa renjun kedalam kamarnya dan mereka telah duduk bersama dengannya.
"Kau sangat senang sekali jaemin-ssi?"
"Aoa tidak boleh?" Ucap jaemin sembari menatap renjun.
"Tentu saja boleh jaemin-ssi." Ucap renjun tersenyum.
"Not jaemin-ssi. Tapi, Nana. Mulai sekarang panggil aku seperti itu. Maka, aku akan memanggilmu injunie seperti sahabat dan orangtua juga saudaramu." Ucap jaemin sembari memegang tangan renjun.
"Baiklah Nana." Ucap renjun tersenyum.
Keesokan paginya, renjunpun terbangun dan kaget melihat jaemin telah bangun lebih dulu sembari menatapnya intens.
"Nana? Sejak kapan kau bangun?" Kagetnya.
"Sejak satu jam yang lalu."
"Kenapa tidak membangunkanku?" Bingung renjun.
"Karena aku ingin menatapmu saja." Ucap jaemin.
"Baiklah. Aku akan bangun dan membuatkan sarapan untukmu dan lele." Ucap renjun hendak bangun dari tidurnya tapi jaemin menahannya hingga membuat renjun bingung lalu diapun langsung kaget karena jaemin mencium bibirnya itu.
"Morning kiss ku." Ucap jaemin tersenyum lebar.
"Kau benar-benar." Ucap renjun setengah kesal padanya. Lalu chenlepun tiba-tiba masuk kedalam kamar itu dan diapun langsung naik keatas tempat tidurnya lalu memeluk renjun dengan sangat erat.
"Lele? Kenapa sayang?" Ucap renjun bingung sembari mengelus kepala anak itu.
"Jangan pergi kemanapun Mama." Ucap chenle.
"Mama tidak akan kemanapun lele. Mama akan selalu bersama dengan kita." Ucap jaemin sembari mengelus kepala anak satu-satunya itu.
"Lele gak mau ditinggalkan oleh siapapun." Ucap chenle.
"Mama tidak akan pergi kemanapun lele." Ucap renjun tersenyum lalu mengecup kepala anak itu. Dan chenle hanya mengangguk menikmati kecupan renjun pada kepalanya yang bisa menenangkannya.
Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama sesuai perkiraan karena secara tiba-tiba renjun dan jaemin pergi ke suatu tempat terpencil karena chenle yang di culik oleh seseorang.
"Kita harus selamat bersama. Kau tau. Itu kan injunie?" Ucap jaemin.
"Kau tenang saja nana." Ucap renjun tersenyum.
Lalu merekapun masuk secara terpisah. Tapi semuanya tidak seperti yang diharapkan. Karena renjun dapat melihat jaemin yang tidak mampu melawan sendiri dan diapun segera berlari lalu menghajar beberapa orang. Dan diapun langsung melepaskan chenle yang telah menangis.
"Sayang tenang ya, sekarang lele segera keluar dari sini. Mengerti? Kau harus cari pertolongan. Paham?" Ucap renjun sembari berjongkok.
"Tapi Daddy." Ucap chenle sembari menangis.
"Kau kan anak baik sayang. Pergilah. Daddy akan aman dengan Mama. Lele percaya pada Mama kan?" Ucap renjun sembari menghapus airmata anak itu.
"Hmm. Mama dan Daddy harus selamat. Oke?" Ucap renjun.
"Hmm." Ucap chenle lalu diapun langsung berlari keluar dan membantu jaemin menghajar semuanya.
Saat sedang menghajar beberapa orang lainnya, diapun melihat orang yang dia kenal, ya dia adalah Lai Guan Lin yang sangat terobsesi dengannya sedang mengarahkan pisau pada jaemin yang membelakanginya.
"Jaemin!" Teriaknya dan jaemin langsung berbalik lalu kaget dengan apa yang dilakukan oleh Guan Lin pada orang yang sangat berarti baginya. Dan pergi melarikan diri dan menjatuhkan pisau yang dihiasi oleh darahnya.
"Injunie?" Ucap jaemin lalu terduduk dengan renjun pada pangkuannya dan bertahan untuk bertahan.
"Nana akh. Mianhe, aku benar-benar minta maaf padamu hikss..." Ucap renjun sembari menangis dan bersusah payah untuk berbicara.
"Jangan mengatakan apapun lagi. Kau harus bertahan hidup. Kau tidak boleh meninggalkanku ataupun chenle. Kau tidak boleh melakukannya! Kau aku perintahkan untuk tetap bertahan injunie." Ucap jaemin dengan airmata yang terus mengalir dari mata serupa rusa itu.
"Mianhe. Aku benar-benar minta maaf. Aku sangat mencintaimu jaemin. Berjanjilah padaku ahh. Kau akan selalu hidup bahagia bersama dengan lele. Aku mencintaimu." Ucap renjun lalu diapun menutup matanya dan tangan yang menyentuh pipi jaemin itupun terjatuh begitu saja.
"Tidak! Renjun! Bangun! Tidak! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!" Teriak jaemin sembari menangis dan memeluk tubuh berlumuran darah orang yang sangat dia cintai itu.
"Jangan pergi Renjun hikss.... Jangan pergi aku mohon.... Hiksss.... Jangan pergi....hikss....." Tangis jaemin sembari terus berusaha menyadarkan renjun yang hanya berakhir sia-sia. Dia berharap semua ini hanya mimpi tapi ntah kenapa dia tidak bisa bangun, dia sangat takut kalau ini merupakan kenyataan. Dia tidak ingin kehilangan renjunnya, hidupnya, dunianya, cintanya. Tidak lagi.
∆∆∆
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
FanfictionBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka