Disinilah jaemin, chenle dan renjun berada di taman Han yang sangat ramai sekali saat akhir pekan seperti saat ini. Chenle juga terlihat sangat senang sekali dan berlarian sembari diawasi oleh mereka berdua. Tapi tidak deh, karena sedari tadi fokus jaemin hanya ada pada sang asisten pengganti yang benar-benar sangat cantik.
"Renjun?" Dan sang empunya melihat kearah jaemin.
"Iya Presdir." Ucap renjun bingung.
"Bisakah saat kita sedang berdua tidak perlu memanggilku seperti itu? Panggil saja namaku." Ucap jaemin.
"Tapi presdir?" Ucap renjun ragu dan tidak mungkin melakukannya itu akan membuat mereka berada dalam suasana yang sangat canggung.
"Saya tidak menerima penolakan Huang Renjun." Ucap jaemin penuh penekanan.
"Baiklah pres--- maksud saya jaemin-ssi." Ucap renjun merasa sedikit aneh.
"Itu jauh lebih baik. Kau tau, sebenarnya besok adalah ulangtahun chenle yang ke tujuh tahun." Ucap jaemin sembari melihat anaknya yang sangat bahagia sekali.
"Benarkah? Wah, pasti akan sangat menyenangkan jika merayakan nanti malam." Ucap renjun tersenyum lebar sembari melihat chenle dan jaemin menatapnya dengan tatapan memuja karena renjun sangat cantik sekali.
"Kalau begitu, ingin ikut merayakannya malam ini?" Ucap jaemin dan renjunpun kaget lalu menatap jaemin tepat pada mata kelam yang indah itu.
"Tapi jaemin?"
"Tidak masalah. Mansion saya besar dan kau bisa tidur di kamar tamu. Ini juga saya lakukan untuk chenle." Ucap jaemin.
"Baiklah. Nanti saya akan membuatkan cake untuknya. Sepertinya dia sangat suka cake buatan saya saat itu." Ucap renjun senang.
"Dia benar-benar sangat suka sekali. Bahkan dia menceritakannya dengan semangat pada nenek dan kakeknya." Ucap jaemin.
"Anak itu hanya ingin kasih sayang seorang ibu. Dia sangat menggemaskan untuk di tinggalkan." Ucap renjun.
"Itu benar. Dan aku sudah menjadi ayah yang buruk untuknya." Ucap jaemin.
"Kau ayah yang terbaik jaemin, jangan pernah menyalahkan dirimu. setiap takdir seseorang sangat berbeda dan ini adalah takdirmu dan chenle. Kalian pasti akan bahagia." Ucap renjun dan jaemin hanya diam saja dan menatap mata penuh bintang milik renjun itu.
Tepat saat itu, salah satu pengunjung menghampiri mereka berdua.
"Kalian sangat serasi sekali. Anak kalian juga sangat menggemaskan." Ucap orang itu.
"Terimakasih." Ucap renjun tersenyum sedangkan jaemin hanya diam saja.
"Daddy!" Teriak chenle lalu menubruk tubuh daddynya. Hingga jaemin berjongkok.
"Daddy bilang jangan berteriak bukan? Kenapa? Kau sangat senang sekali." Ucap jaemin merapikan rambut anaknya.
"Aku sangat senang sekali. Karena Daddy selalu sibuk. Jadi aku senang." Ucap chenle dan itu membuat renjun tersenyum.
"Nak, ayahmu pasti repot bukan menjaga ibumu yang sangat cantik ini." Chenlepun melihat orang asing itu lalu diapun memeluk renjun yang mana membuat renjun juga ikut berjongkok seperti jaemin.
"Tentu saja aunty. Mama ku sangat cantik. Aku pun juga turut kesulitan menjaganya apalagi Daddy." Ucap chenle. Jaemin dan renjun hanya saling memandang karena perkataan chenle.
"Kalian benar-benar keluarga yang sangat manis sekali."
"Makasih." Ucap renjun tersenyum.
"Semoga saja anak kedua kami menggemaskan seperti anak kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA {JAEMREN} END✔
FanfictionBercerita tentang Na Jaemin, ceo juga seorang Daddy tunggal untuk anaknya dengan perjalanan cintanya dengan sekretaris sementaranya Huang Renjun. bxb homopobic jaemren area! hanya cerita belaka