15

14.3K 1.3K 14
                                        







Disini sekarang Haechan,johnny, ten, taeil, doyoung dan jeno berada didalam ruangan Karina.

"Jeno. Ini keputusanmu saat ini. Haechan tidak bersalah tujuh tahun yang lalu. Tapi dong hyucklah yang salah. Tapi, semua itu adalah keputusan kalian berdua." Ucap ten memulai semuanya.

"Daddy juga mohon padamu Haechan. Kembali sayang. Berhenti menyusahkan dirimu sendiri dan bekerjalah di perusahaan milik Daddy disini." Ucap Johnny.

"Ijinkan aku memikirkan semua ini Daddy. Ini semua terlalu tiba-tiba menurutku." Ucap Haechan yang tidak mampu melihat jeno sama sekali.

"Jeno? Apa yang akan kau lakukan?" Ucap taeil.

"Ini juga terlalu tiba-tiba untukku ayah." Ucap jeno tak mengerti.

"Ayah dan ibu mengerti jeno. Tapi jangan egois dan pikirkan anakmu. Dia masih membutuhkan sosok ibu." Ucap Doyoung.

"Aku tau." Ucap jeno.



















Di ruang rawat winwin...

Renjun telah berada didalam ruang rawat winwin dan duduk disebelah winwin yang telah sadar lima menit yang lalu.

"Injunie. Mama mohon, jangan pergi lagi sayang. Mama sudah tau seberapa tidak baiknya Guan Lin. Mama dan baba tidak akan memaksa mu lagi sayang." Ucap winwin menangis.

"Mama tenanglah. Aku tidak akan kemana-mana lagi." Ucap renjun menghapus airmata winwin.

"Janji?" Ucap winwin.

"Hmm janji ma." Ucap renjun mengangguk.

Sedangkan yuta, shotaro, sungchan, jaehyun, taeyong dan jaemin hanya diam saja memperhatikan ibu dan anak yang sudah lama terpisah itu.

"Jaehyun, taeyong Hyung, makasih karena sudah menjaga anakku." Ucap winwin melihat kedua sahabatnya itu.

"Sama-sama winwin. Lagian kami berdua juga tidak tau kalau renjun adalah anakmu." Ucap taeyong berbohong agar renjun ataupun jaemin tidak curiga.

"Baobei?" Ucap yuta hingga renjun melihat kearah yuta.

"Kerjalah di perusahaan baba yang ada di sini. Baba tidak ingin melihatmu hidup menderita sayang." Ucap yuta.

"Biarkan renjun memikirkan semuanya lebih dulu. Aku butuh berpikir." Ucap renjun.

"Baba mengerti sayang." Ucap yuta.


























At. Sekolah dasar.

Terlihat Yangyang tengah menunggu keponakannya juga anak jaemin di depan sekolah lalu kedua orang itupun mendekati Yangyang.

"Tumben sekali samchun menjemput jie. Daddy mana?" Ucap jisung dan yangyangpun berjongkok agar sama tinggi dengan kedua anak kecil itu.

"Samchun disuruh menjemput lele dan jie karena daddynya lele dan Daddy jie sedang sibuk." Ucap Yangyang.

"Tumben sekali tapi, Mama pasti menjemput aku samchun." Ucap chenle.

"Mama? Siapa?" Ucap Yangyang kaget karena dia taunya beomgyu sudah lama pergi.

"Ah asisten Huang. Aku memanggilnya Mama sebagai hadiah ulang tahunku." Ucap chenle.

"Apa daddymu tau?" Ucap Yangyang kaget.

"Hmm." Ucap chenle mengangguk dan itu cukup membuat Yangyang curiga.

"Sudahlah, ayo kita pergi ke tempat Daddy kalian. Ayo masuk." Ucap Yangyang membukakan pintu didepan untuk jisung dan pintu belakang untuk chenle lalu menuju rumah sakit segera.







Sesampainya di rumah sakit, jisung dan chenle bingung karena mereka dibawa kesana.

"Samchun? Apa Daddy sakit lagi?" Ucap jisung.

"Tidak sayang." Ucap Yangyang.

"Apa daddyku sakit samchun?" Ucap chenle.

"Tidak juga. Kalian lihat saja nanti." Ucap Yangyang lalu diapun membuka pintu ruang rawat winwin dimana sudah ada ilyoung, jeno, Haechan, dan johnten disana.

Jisung dan chenlepun kaget karena semuanya berkumpul disana.

"Mama?!" Kaget chenle membuat semuanya bingung bahkan yuwin juga sama bingungnya. Lalu chenlepun memeluk renjun yang langsung dengan sigap diangkat renjun ke pangkuannya.

"Lele, ini orangtua Mama. Kau bisa memanggilnya neinei dan yeye." Ucap renjun melihat yuwin. Yuwin tersenyum karena dia sudah tau kalau ini adalah anak jaemin, cucu dari jaeyong.

"Annyeong haseyo neinei, yeye. Aku Na Chenle." Ucap chenle tersenyum dan winwinpun mencium pipi chubby itu yang ntah kenapa sangat mirip dengan renjun anak sulungnya.

"Hai chenle. Mau yeye gendong tidak?" Ucap yuta mendekat. Dan chenlepun mengangguk dengan senang hati lalu yutapun menggendongnya. Bahkan jaemin dan renjun sama-sama kaget dengan orangtua renjun yang sangat welcome sekali dengan chenle.

"Paman baik disini juga? Paman kenal nenek doy, Kakek il, paman Yangyang, nenek ten dan kakek John ya?" Ucap jisung polos karena dia tidak tau apapun.

"Jie. Ini kembaran mommy jie. Anak Kakek John dan nenek ten." Ucap ten sembari menggendong cucu satu-satunya itu.

"Jadi? Paman baik ini kembaran mommy? Kenapa jie tidak tau? Daddy kenapa tidak bilang apapun?" Ucap jisung meminta penjelasan. Tapi, jeno hanya diam saja, Haechan langsung mengambil jisung dan membawanya keluar dari ruang rawat itu untuk menjelaskan semuanya tapi tidak dengan hal buruk tentang ibunya.

"Kau tidak akan mengikuti mereka Hyung?" Ucap Yangyang melihat jeno.

"Jisung lebih mendengarkan dia dari pada aku. Biarkan saja mereka bersama. Jisung sudah beberapa hari mengenal Haechan." Ucap jeno.

"Aaaa."

"Chenle sudah ya, kasihan yeye."Ucap jaemin.

"Tidak masalah jaemin. Lagian saya senang sekali karena chenle sangat lucu sekali ditambah kami memang sangat ingin sekali memiliki cucu. Andai saja renjun telah menikah mungkin akan lain halnya. Menunggu taro masih sangat lama untuk melahirkan. Jadi tidak masalah." Ucap yuta tersenyum dan chenle juga sangat suka sekali.

"Aaa, baiklah." Ucap jaemin yang tidak bisa menolak yuta.

"Lele, mau beli makanan dengan yeye tidak?" Ucap yuta tersenyum.

"Iya yeye." Ucap chenle mengangguk dan tersenyum lalu yutapun langsung membawa chenle pergi.





































∆∆∆





















Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

DUDA {JAEMREN} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang