3

19.1K 1.7K 70
                                    

"aku tidak bisa berjanji karena renjun sangat banyak pikiran sekarang. Aku duluan."

[Duda]





Tepat saat itu, jaeminpun berdiri disebelah bomin yang merupakan teman kuliahnya yang sedang merutuki dirinya sendiri.

"Ada apa?" Ucap jaemin mengagetkan bomin.

"Tidak ada. Kau baru sampai jaemin?" Ucap bomin.

"Hmm. Segera keruanganku, aku ingin membahas proyek denganmu." Ucap jaemin.

"Baiklah. Aku akan segera keruanganmu dengan membawa berkas yang dibutuhkan." Ucap bomin lalu merekapun masuk kedalam lift yang sama.

Sesampainya jaemin di lantai paling atas yang merupakan ruangannya diapun melihat renjun yang sedang asyik dengan beberapa berkas yang mungkin baru saja di print.

"Selamat pagi Presdir Na." Ucap renjun membungkuk sedikit.

"Pagi." Ucap jaemin yang berusaha tenang begitu pula dengan renjun yang sebenarnya pura-pura mengerjakan sesuatu.

"Nanti saya akan mengantar beberapa berkas keruangan anda." Ucap renjun.

"Baiklah." Ucap jaemin lalu diapun masuk kedalam ruangannya dan merasa sangat lega begitu pula dengan renjun.

"Yaampun renjun sadarkan dirimu." Ucap renjun pada dirinya sendiri sembari menepuk pelan kepalanya.

"Sadarlah Na Jaemin. Kau benar-benar sudah sangat gila." Ucap jaemin pada dirinya sendiri sembari memukul kepalanya sendiri lalu mengalihkan semua pikirannya pada pekerjaan yang menumpuk itu.

Renjun kembali lagi pada pemikirannya sendiri, tanpa menyadari keberadaan bomin di hadapannya.

"Asisten Huang?"

"Huang Renjun?"

"Asisten Huang?" Ucap bomin untuk terakhir kalinya.

"Ah, direktur Choi? Ada apa?" Ucap renjun kaget.

"Apa yang mengganggu pikiranmu? Fokuslah saat bekerja." Ucap bomin.

"Baik direktur Choi. Kau ingin bertemu dengan Presdir Na?" Ucap renjun.

"Tentu saja. Dia ada didalam bukan?" Ucap bomin.

"Ne. Masuk saja direktur Choi." Ucap renjun lalu bominpun mengetuk pintu ruangan itu. Tapi, jaemin tak kunjung mengatakan masuk hingga dia kesal dan langsung masuk saja. Dan benar saja, dia melihat jaemin termenung dengan berkas yang hanya dia lihat saja.

Bahkan temannya itu tidak menyadari keberadaannya yang telah duduk dihadapannya itu.

"Jaemin?"

"Na Jaemin?

"Presdir Na?"

"Ya! Na Jaemin!" Teriak bomin dan sontak saja langsung tersadar begitu saja.

"Kenapa kau berteriak? Ya! Harusnya kau mengetuk dulu sebelum masuk. Walaupun kita ini teman, kau tidak bisa seenaknya saja." Ucap jaemin kesal.

DUDA {JAEMREN} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang