Extra part

704 66 13
                                    

Semenjak kepergian Aqeela membuat Rassya benar benar berubah 180°, bahkan pemuda itu lebih dingin. Ia juga tidak akan membiarkan posisi Aqeela sebagai partner nya dalam OSIS terganti kan, biar lah ia bekerja sendiri yang penting posisi Aqeela sebagai Wakil ketua OSIS selama ia masih menjabat sebagai ketua OSIS tidak tergantikan.

Hari ini ia sudah kelas 12, dan kini ia barusaja melakukan MPLS untuk adik adik kelas nya.

Ia dan sahabat lainnya berjalan menuju kantin guna mengisi perut mereka yang kosong. Ia membiarkan orang orang menatap bahkan memanggil nama nya, tapi ia hiraukan. Sampai ada salah satu adik kelas nya berdiri di depan nya sembari menyodorkan sebuah bekal.

Rassya menerima nya membuat adik kelas itu tersenyum senang karena ia pikir bahwa ia dapat meluluhkan hati es Rassya.

Tapi, senyum itu luntur saat melihat Rassya membanting kotak makan itu kelantai membuat isi nya berceceran.

"Ga butuh"ujar Rassya dingin.

"Ta...tapi aku buatnya dari pagi kak"

"Emang gua minta ? Engga kan !!!"

"Kak, ga gisa apa kakak ngebuka hati kakak buat aku ? Kak Rassya harus nya sadar kalau cewek kak Rassya udah meninggal !!! Itu berarti ga bakalan hidup lagi jadi mending kakak lupain dia"

Memang mengenai kematian Aqeela, sudah diketahui oleh semua orang bahkan anak baru.

Mata Rassya menajam saat mendengar ucapan dari adik kelas nya itu, bahkan ia juga mencengkram rahang adik kelas nya itu dengan kencang membuat para sahabatnya menjadi waswas, takut jika Rassya menyakiti adik kelas itu.

"Tau apa lu tentang Aqeela ? TAU APA ??? JADI CEWEK GA USAH SOK TAU !!! JIJIK TAU GA GUA LIAT LU"bentak nya. Bahkan Rassya dengan tega mendorong adik kelas nya itu sampai tersungkur kebawah dan langsung saja pergi meninggalkan nya.

"Sayang bekal nya, kebuang secara percuma"ujar Kiesha.

"Jangan deketin Rassya kalau lu mau hidup lu aman"peringat Rey.

Setelah itu, mereka semua langsung mengejar Rassya. Memang, semenjak kepergian Aqeela membuat Rassya menjadi pemuda yang kasar kecuali dengan keluarga nya.

Seorang gadis bule yang tak lain adalah Richelle menatap kejadian itu dengan geleng geleng kepala. Ia berjalan menghampiri teman satu kelompok nya itu.

"Kalau lu masih punya rasa takut, mending jauhin Rassya"ujar Richelle.

"Tau apa lu tentang dia ?"

"Dia sahabat dari pacar kakak gua, sahabat kakak gua juga si"beritahu Richelle "gua emang suka ngebully yang punya masalah sama gua aja males berurusan sama Rassya, masa lu yang mental yupi berani si berurusan sama dia. Bosen idup ya ? Miris"setelah mengatakan itu, ia langsung pergi darisana.

...

"Sya ikhlasin Qeela, jangan buat dia ga tenang karena lu masih belum nerima kepergian dia"ujar Jefano membuat Rassya langsung menatap tajam kearah nya.

"Gua bilangin kayak gini karena gua kasian sama lu, emang lu pikir gua udah ikhlas nerima kepergian dia ? Belum Sya. Tapi karena gua ga mau buat dia ga tenang jadi gua berusaha buat ikhlasin kepergian dia"

"Ga usah sok ceramahin gua"sinis Rassya.

"Udah lah kak Jeje ga usah nasehatin si orgil. Percuma ga bakal di denger sama dia"celetuk Richelle yang tiba tiba saja datang.

"Kenapa ? Bener kan apa yang gua bilang, Rassya jadi gila gara gara ditinggal Kak Aqeela"ujar nya tanpa merasa bersalah.

"Adek lu mental nya kuat juga ya"bisik Saskia.

Different (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang