"BEEEB"teriak seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Rassya.
"Pulang bareng gua yuk"ajak nya.
Plaaak
Bukan nya menjawab, justru orang yang diajak pulang bersama oleh nya malah memukul lengan nya cukup keras membuat nya meringis kesakitan.
"Sakit Qeel"keluh nya.
Iya, orang yang diajak pulang bersama nya adalah Aqeela. Aqeela Gabriella Vandalaska. Rival abadi nya yang menjelma sebagai gebetan nya.
"Ga usah teriak Sya, nanti kalau orang denger gimana hah ?"omel nya.
"Hehehe ya maaf yang, kan kalau gua manggil nya pelan takut nya lu ga denger"
"Lu kira gua budeg ?"tanya nya sinis.
"Udah ga usah sok ngambek gitu, ga bakal juga ada yang denger secara kan nih sekolah sepi. Kecualiii"
"Kecuali apa ?"tanya Aqeela was was karena melihat Rassya yang mulai berjalan mundur.
"PENGHUNI NIH SEKOLAH"teriak nya lagi sembari berlari.
"AAA MOMMY, QEELA TAKUT"
"RASSYA BEBAN, TUNGGUIN ANJIR"
Sedangkan Rassya yang mendengar teriakan Aqeela lantas tertawa. Huh memang ya mengerjai Aqeela itu sangat lah menyenangkan.
...
"Udah dong jangan ngambek"bujuk Rassya.
Oh ya kini mereka tengah berada di salah satu kedai Es Krim yang letak nya tak jauh dari sekolah. Rassya sengaja mengajak Aqeela kesini guna membujuk gadis nya supaya tidak marah lagi dengan membelikan gadis nya itu es krim.
"Lagian lu nya nyebelin, kalau misal nya dia tiba tiba nongol gimana ?"
"Yaudah gua samperin lu terus gua bacain ayat kursi"
"Kayak lu bisa aja"cemooh Aqeela.
"Dih gua bisa ya"
"Coba"tantang nya.
"Eh ga jadi deh, nanti kalau gua bacain yang ada lu jadi abu"
"Ish dikira gua setan kali ya"kesal nya, sedangkan Rassya sudah tertawa puas karena telah berhasil mengerjai Aqeela.
"Ini pesanan nya, 1 es krim rasa mint complate, 1 es krim rasa blueberry complate"ujar seorang pelayan sembari memberikan pesanan mereka.
"Makasih mbak"ujar Syaqeel.
"Iya sama sama"balas Pelayan tersebut.
"Nih aaa"ujar Rassya sembari menyuapi Aqeela.
"Gua bisa makan sendiri Sya, gua bukan anak kecil"
"Lu emang bukan anak kecil, tapi kalau makan kayak anak kecil. Bulepotan"
"Belepotan Sya bukan bulepotan"
"Ih belepotan Sya, kalau bulepotan sama Sandy"
"Sianida mah si bucin"
Aqeela mengusap wajah nya kasar. Ia menatap datar kearah Rassya yang tengah asik memakan es krim milik nya.
"Nama anak orang diganti ganti. Udah cakep cakep namanya Sandy"
"Cakepan juga kamu"gombal Rassya sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Aduh buaya"canda Aqeela.
"Eh tapi enak ya hubungan nya Sandy sama Rey, adem ayem gitu. Kayak ga pernah berantem"beritahu Aqeela membuat Rassya mendelik.
"Kata siapa ga pernah berantem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (END)
Teen FictionSeamin tapi tak seiman. Mungkin kata itu yang cocok digambarkan untuk dua insan berbeda gender yang saling mencintai namun tidak bisa bersatu karena ada halangan yang jelas didepan mata mereka, bahkan halangan itu lebih besar dari restu orangtua. Ya...
