Prolog

2.8K 140 7
                                    

Happy reading
.
.
.

Di sebuah danau yang sunyi, seorang perempuan berdiri di pinggir danau.

Menatap kosong hamparan air tenang tanpa riak.

"Apa aku nggak berhak bahagia walaupun satu menit?" tanyanya dengan nada lirih penuh luka.

Air matanya terjun bebas tanpa di minta, hari ini dia tidak harus menampakkan topeng keceriaan, kebahagiaan dan kuat. Ini lah sosok sebenarnya sosok rapuh yang rindu dengan rumahnya. Dia berharap segera di jemput oleh pengawalnya ke rumah orang tuanya.

"Kapan dia akan menjemput Aza Di sini kejam, Aza rindu kamu," ungkapnya pilu.

Tiba-tiba nafasnya tercekat, dadanya naik turun tidak beraturan tangan indahnya langsung membuka ransel yang dia bawa dan mengambil sesuatu dengan terburu-buru.
Langsung dia menghirup benda yang dia keluarkan tersebut.


"Apa aku bisa sembuh?
" batinnya bertanya.

"Kalo aku pergi, apa mereka bakal sedih atau bahagia?" tanyanya.

Dia terkekeh miris. "Pasti bahagia karena orang yang selalu nyusahin mereka udah nggak ada," ujarnya di sertai air mata yang terjun bebas melewati pipinya.

Lama di sana akhirnya dia beranjak pulang dengan berjalan Kaki, entah apa yang akan dia dapatkan setelah sampai di rumah.

Saat menyebrang dia tidak memperhatikan kanan kiri dan tanpa dia sadari ada bus yang
melaju dengan kecepatan tinggi.

Lampu bus menyorot terang, kakinya serasa kelu untuk berlari. Dia melihat secercah cahaya di depannya, ada seorang laki-laki yang melambaikan tangan ke arahnya dan seolah berucap.

"Ayo ikut denganku tugasmu sudah selesai, dia sudah menunggu mu!" bersamaan dengan ucapan laki-laki itu tubuhnya terasa terlempar dan melayang jauh.

BRAK

.

.

.

🐾🐾🐾

Haihai
Feel pertama apa ya?
Nama Tiwi aku ganti Aza ya, selengkapnya ada di next part

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang