HE - 26 [Penyesalan]

1.4K 89 5
                                    

Part ini ada beberapa keinginan Rasya yang Rasya sampaikan langsung kepada Ergra, Opa, beserta Arja.
Dan sebuah kalimat yang membuat Keluarga Prakasa menyesal tak berujung.

Feliz lectura

.

.

.

Dua orang pria berlari di lorong rumah sakit dengan raut wajah cemasnya, Arja dan Ananta yang mendapat panggilan dari Andrian yang mengatakan jika Rasya kejang langsung berlari kembali ke rumah sakit.

"Bertahan Sya, gue mohon jangan tinggalin gue." batin Ananta terus berlari tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya.

"Adek kakak kuat, jangan pergi dek, Kakak belum bahagiain kamu." sama halnya dengan Arja berlari cepat.

Rasanya jarak antara ruang ICU dengan koridor rumah sakit begitu jauh.

Beberapa saat, Arja dan Ananta sampai di depan ruang ICU.

Ergra, Opa, Agreraya dan Elga sudah di sana, tak lupa Oma Mella dengan wajah santainya.

"Rasya kenapa, dia kenapa?" tanpa beristirahat Arja langsung bertanya.

Andrian menggeleng. "Tadi dia kejang-kejang, dokter masih periksa dia." ujarnya lemah.

Bahu Arja menurun, Ananta mundur beberapa langkah. "Rasya......" Ananta memandang nanar pintu ICU.

Tak jauh dari Ananta, ada Ergra yang memandang kaca ruang ICU. "Dek maafin abang." gumam Ergra lirih tapi di dengar oleh yang lain.

Elga terkekeh sinis. "Mana janji lo bang?" tagihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Mana janji lo yang bakal jagain Rasya dan gak buat Rasya nangis karena lo?" Ergra diam tidak menjawab.

Air mata Elga kembali turun. "Dan dengan gampangnya lo bentak Rasya. Dan lo lebih percaya orang baru daripada adik lo sendiri?" Elga menggeleng tidak percaya.

"LO BAHKAN LUPA KALO RASYA GAK BISA DI BENTAK SAMA KELUARGANYA SENDIRI! DAN LO SEENAKNYA BENTAK DIA!" teriak Elga dengan air mata yang semakin deras.

"Cukup Gra, cukup dia menderita di sekolah, di rumah jangan. Cukup sakitnya aja yang buat dia menderita, hiks," isaknya.

Ergra menunduk dalam. "Maaf." hanya kata maaf yang dapat Ergra keluarkan.

Agreraya memberikan ponselnya dan menunjukkan sesuatu kepada Ergra dan Opa. Di dalamnya ada sesuatu yang membuat darah Opa mendidih dan melirik tajam Oma.

"MELLA!" bentak Opa.

Oma tersentak kaget. Beliau menatap takut. "Ternyata selama ini kamu yang buat Rasya menderita?" tanya Opa tajam namun penuh penekanan.

Oma diam membisu. "Dan ternyata kamu juga di balik kecelakaan ini! APA YANG KAMU LAKUKAN MELLA! APA SALAH RASYA?" bentak Opa di Kalimat terakhir.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang