HE - 14

673 61 40
                                    

⚠️Vote dan koment!⚠️

Happy Reading

.

.

.

Rasya sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, di ruangan sekarang ada Karin dan sahabatnya, Diandra dan Annisa.

"Lo harus cepet sembuh Sya, nanti yang nyeramahin kita siapa?" cerocos Diandra.

"Rasya baru bangun anjirr, " ujar Karin.

Annisa menggeleng melihat kelakuan temannya. "Gimana udah enakan?" tanya Annisa.

Rasya mengangguk. "Udah kok, lusa udah boleh pulang," jawab Rasya.

Diandra ingat. "Sya tau gak? Kak Ananta? Dia pas sampek ke kelas tapi telat mukanya kaya panik gitu," heboh Diandra.

"Kenapa gitu?" bingung Rasya.

"Tadi pas lo di bawa sama orang itu, gue gak tau namanya gak lama inti Silent Boom dateng, Kak Ananta tanya lo di mana, mukanya kaya khawatir," jelas Diandra.

"Kak Ananta? Yang waktu itu?" tanya Rasya.

Annisa mengangguk. "Ya,"

"Gapapa lah, mungkin dia lagi capek jadi keliatan khawatir," ujar Rasya.

Mereka mengangguk. "Oh iya Elga mana?" tanya Rasya.

"Lagi bucin mungkin sama temennya cowok yang nolong lo tadi," balas Karin.

"Makasih ya kalian repot-repot nemenin aku," Rasya berterima kasih.

Mereka mengangguk. "Udah lama juga kita pamit ya cepet sembuh, biar nanti bisa ketemu sama yang lain!" Annisa berpesan.

Rasya mengangguk dan tersenyum. "Iya makasih kalian hati-hati di jalan!" pesan Rasya.

Mereka tersenyum. "Iya, yaudah lo istirahat kita pamit, Assalamu'alaikum," pamit Diandra.

"Wa'alaikumsalam," balas Rasya.

Ruangan Rasya kembali sepi, Ergra dan Opa sedang ada urusan yang harus di selesaikan. Sedangkan Agreraya juga sedang berurusan dengan guru yang tadi sempat menyakiti Rasya.

"Sepi, Kak Ayu ada pasien," Rasya tentu bosan tapi ia tidak bisa kemana-mana.

Ia duduk bersandar sambil bersholawat salah satu hobi Rasya adalah sholawat.

Pintu ruangan terbuka, terlihat Arja dan Oma datang dengan wajah datar. Rasya tersenyum ia tahu kakaknya bersandiwara di depan Oma nya.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Oma ketus dengan nada tidak ikhlas.

Rasya membalas itu dengan senyuman tulus. "Alhamdulilah sudah baik Oma," balas Rasya.

"Cih dasar penyakitan, menyusahkan saja! Tau begitu saya tidak sudi merawat anak penyakitan seperti kamu!" hardik Oma pedas. Arja hanya diam tidak ikut campur.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang