HE - 17

599 63 9
                                    

Happy reading
.

.

.

Rasya di bawa keluar oleh sahabatnya, Icha dan antek-anteknya di urus oleh Elga dan Agreraya.

"Butuh kaca yang gede gak?" tanya Elga sinis.

"Atau jangan-jangan lo kali yang udah di coba sama anak Silent Boom?" Icha terdiam tidak berani menjawab.

"BUAT LO SEMUA, SIAPAPUN YANG GANGGU RASYA, BAKAL BERURUSAN SAMA GUE!" lantang Agreraya dengan aura yang menyeramkan.

"Lo siapa? Lo itu cuma murid baru," sinis Ananta.

Agreraya mendekat. "Gue tau tentang lo, so sebelum lo menyesal, lebih baik lo stop, keluarga lo aman," bisik Agreraya, dapat di lihat tubuh Ananta menegang.

"Cabut El, buang waktu," ujarnya pergi di ikuti Elga menemui Rasya.

Ananta diam-diam mengepalkan tangannya erat, giginya bergemelatuk. "Sayang," panggil Icha lembut.

Ananta tersenyum jengah. "Kenapa hm?" tanyanya lembut.

Teman sekelas Rasya memutar bola matanya malas, mereka kembali duduk, dan tidak mempedulikan mereka berdua, sedangkan Garen dan Andrian hanya diam.

"Stop atau lo bakal nyesel!" peringat Andrian berbisik pada Ananta.

Setelah membisikkan itu, Andrian pergi dari kelas Rasya dan menemui seseorang untuk membicarakan hal penting.

Icha mengepalkan tangannya diam-diam. "Sayang, jangan coba-coba buat berhenti atau orang tua kamu dengan mudah nyawanya untuk melayang," bisik Icha sensual di telinga Ananta.

Ananta menepis tangan Icha di lengannya dan pergi meninggalkan Icha yang tengah tersenyum miring.

.

.

.

Saat ini, Rasya dan sahabatnya beserta Elga dan Agreraya.

"Lo gapapa?" tanya Agreraya dengan wajah datarnya.

Rasya menggeleng. "Kalian berdua apain mereka?" tanya Rasya.

"Udah lo terima jadi aja, gak usah rempong," sela Elga.

"Grava," panggil Rasya.

"Hm?"

Rasya menghadap Agreraya yang berada di sampingnya. "Pulangnya ke makam ya," pinta Rasya.

"Aku kangen mama papa, sama Agri," lanjutnya.

Agreraya mengangguk. "Janji gak boleh nangis?" syarat yang di berikan oleh Agreraya.

Rasya mengangguk ragu. "InsyaAllah, kalian mau ikut?" tawar Rasya kepada sahabatnya.

"Kita gak bisa sorry ya, belum izin soalnya," Diandra mewakili.

Rasya mengangguk. "Gapapa kok," balasnya tersenyum.

"Aku ke toilet dulu ya," izinnya.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang