HE - 23

795 69 8
                                        

⚠️Silent readers dilarang mendekat! ⚠️
Happy reading

.

.

.

Rasya di bawa ke rumah keluarga Fahrezi, rumah Agreraya. Di perjalanan Rasya hanya menangis membuat ia kelelahan dan tidur.

Elga dan Agreraya tentu kesal dengan perlakuan mereka terutama Ergra yang ingkar dengan janjinya di masa dulu.

"Bunda sementara Rasya di sini dulu ya. Agre sama Elga mau ngurus mereka dulu." ujar Agreraya kepada ibunya yang tengah menemani Rasya tidur.

Bunda Agreraya mengangguk. "Iya, bunda kecewa sama mereka," kata Bunda seraya mengelus tangan Rasya yang sedikit dingin.

"Yaudah bun istirahat juga ya, Elga pamit Arya udah jemput," pamit Elga.

Bunda Agreraya mengangguk. "Salam untuk Arya," ujarnya tersenyum.

Elga tersenyum dan keluar dari kamar yang di tempati Rasya dan pulang.

"Agre ke kamar bun," Agreraya mengecup pipi kanan bundanya lalu mencium kening Rasya lama.

"Jangan tinggalin gue ya." gumam Agreraya di sela kegiatannya.

"Ajak gue masuk islam dulu."

***

Pagi datang, Adzan subuh berkumandang, seorang gadis kecil dengan mata sembab dan bibir pucat terbangun dari mimpinya, netranya menelisik sekeliling, ruangan yang asing untuknya.

"Udah bangun Sya?" tanya seseorang.

"Kak Ayu." gumam Rasya dengan mata yang berkaca-kaca.

Ayu segera mendekat dan memeluk Rasya membiarkan Rasya menumpahkan tangisnya.

"Hiks hiks k-kak." tangis Rasya di pelukan Ayu.

"Itu bukan aku Kak hiks bukan Rasya hiks. Abang itu bukan Rasya hiks Rasya gak lakuin itu hiks," bahu Rasya bergetar suaranya lemah.

Ayu senantiasa mengelus punggung Rasya yang bergetar. "Jangan nangis terus ya. Nanti dadanya sakit, janji sama kakak apa kemarin?" Ayu menenangkan Rasya yang masih mengeluarkan isak tangisnya.

"Hiks hiks...... Itu bukan Rasya hiks abang marah sama Aza, abang kecewa hiks," pilu tangisan Rasya membuat seseorang di depan pintu mengurungkan niatnya.

"Rasya bukan seperti itu Kak hiks itu Bukan Rasya...." tangisnya terhenti saat tiba-tiba tubuhnya limbung di pelukan Ayu.

"Astaghfirullah," Ayu terkejut segera meletakkan Rasya di kasur dan memeriksa keadaan Rasya.

Seseorang masuk dengan tergesa-gesa. "Kenapa dia Yu?" tanya Bunda Agreraya panik.

"Dia capek nangis bunda, dia lemah," balas Ayu menggosokkan telapak tangannya di tangan Rasya.

"Malangnya dia. Saya benar-benar kecewa dengan Angkasa Prakasa, kenapa dia hanya diam saat cucunya seperti ini?" kesal Bunda Agreraya.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang