HE - 12

652 81 27
                                    

Absen emot 🐣
Yang banyak oke? Wajib harus!
Apa yang buat kalian baca Herida Eterna?
Nemu di mana ceritanya?
Feel apa pas pertama baca sampai part ini?
Kepikiran? Kok gak ada lawaknya?
Gak ada lawak, hanya ada sad oke
Tetap enjoy sai.

Happy reading
.

.

.

Pintu kelas di dobrak oleh seseorang, membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"TUTUP RAMBUT DIA PAKE JAKET INI!" teriak seorang laki-laki dengan wajah tampan dan dinginnya.

Ia melemparkan jaket yang ia bawa kepada Diandra yang kebetulan di dekat pintu. Diandra bergegas menutupi rambut Rasya dengan jaket itu sebelum yang melihat lagi.

Guru itu di tarik kasar oleh laki-laki itu. Di bawa ke tengah lapangan yang sepi. "Berani sekali kau melukainya dan membuka apa yang ia jaga. Punya nyali kau? HAH?" bentaknya di akhir.

"KAU INI TAU APA BOCAH? DIA ITU PELACUR, JALANG MURAHAN YANG SEMBUNYI DI BALIK JILBAB PANJANG ITU!!" guru itu membentak kembali laki-laki itu membuat amarah laki-laki itu memuncak.

"ARYAAA!" teriaknya lantang.

Sudah bisa di tebak siapa itu? Yang namanya sangat sulit untuk di ucapkan maupun di tulis.

"Bawa dia ke ruangan dekat kandang Lula! Aku akan segera ke sana setelah ke rumah sakit!" perintah Agreraya tegas.

Arya mengangguk. "Baik tuan!" ia segera melaksanakan perintah dari tuan mudanya.

Agreraya berlari kembali ke kelas Rasya untuk membawa Rasya ke rumah sakit.

Dapat ia lihat beberapa teman Rasya tengah memasangkan inhaler kepada Rasya.

"Kenapa dia?" tanya Agreraya tajam.

"Asma dia kambuh. Dia belum sarapan dan obatnya ada yang sengaja membuangnya," jelas Karin.

"Anda!" Agreraya menunjuk Karin.

"Ikut saya! Bantu ke rumah sakit!" perintahnya tidak terbantahkan.

Karin mengangguk. "Titip tas Rasya, nanti bawa ke rumah dia," pesannya menyusui Agreraya yang sudah berlari.

Dalam gendongan Agreraya, Rasya terbangun sebentar. Nafasnya tidak beraturan. "A-aza, h-hah, b-bukan p-pelacur. I-itu I-icha, b-bukan A-aza," nafasnya tersengal.

"G-grava," panggil Rasya melemah. Agreraya segera mempercepat langkahnya.

Sial! Kenapa di saat seperti ini rasanya jarak dari kelas menuju parkiran sangat lama!

Agreraya bersumpah untuk menuntut pemilik sekolah kenapa harus membangun sekolah seluas ini.

"Sialan! Kenapa jalannya terasa jauh." decak Agreraya mempercepat langkahnya saat merasakan nafas Rasya semakin memberat.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang