HE - 15

664 62 18
                                    

Happy reading
.

.

.

Opa marah besar saat tahu Rasya kembali drop dan kritis, tentu Opa tahu siapa yang membuat cucu kesayangannya seperti ini.

"Mellaa!" panggil Opa kepada Oma. Namanya Mella.

Oma datang dengan raut wajah tenang. "Ada apa?" tanya Oma.

"Apa kamu pergi dari rumah?" tanya Opa menyelidiki.

Oma menggeleng. "Aku hanya di taman sana kenapa?" jawab Oma.

"MBOK INAAA," panggil Opa.

Mbok Ina datang dari arah dapur, ia sedang memasak untuk makan malam.

"Iya tuan?" tanya Mbok Ina.

"Tadi nyonya ada keluar dari rumah?" tanya Opa. Mbok Ina melirik sekilas ke arah Oma, terlihat Oma memberi tatapan ancaman, namun Mbok Ina tidak takut karena ia bekerja untuk tuannya.

"Iya tuan, nyonya tadi keluar bersama Den Arja ke rumah sakit," ujarnya tanpa ragu.

Opa menatap Oma yang tengah memberi tatapan tajam kepada Mbok Ina.

"Sudah berani berbohong kamu?"

"Mbok terimakasih boleh kembali kerja ya," sebelum melanjutkan acara marahnya terhadap Oma.

Mbok Ina izin kembali dan Opa kembali menatap Oma dengan tajam.

"Ngapain kamu ke rumah sakit? Melukai Rasya lagi?" tanya Opa langsung pada intinya.

Oma diam. "JAWAB MELLA APA BENAR KAMU YANG MEMBUAT RASYA KEMBALI DROP?" bentak Opa.

"SALAH RASYA PADAMU APA MELLA APA? APA KURANG PUAS WAKTU ZAVA MASIH HIDUP KAMU MENYIKSA DIA? SEKARANG SETELAH ZAVA TIADA KAMU MENYIKSA RASYA?" amarah Opa di puncak.

Oma mengepalkan tangannya. "IYA AKU GAK SUKA ANAK PEMBAWA SIAL ITU! AKU BENCI DIA, AKU BENCI SEMUA KETURUNAN ZAVA, KARENA ZAVA MERENGGUT NYAWA MENANTUKU!!" bentak balik Oma.

"JIKA SAJA KIARA TIDAK MENYELAMATKAN ZAVA, MUNGKIN SEKARANG MENANTUKU MASIH KIARA, DAN MUNGKIN AKU TIDAK AKAN MEMBENCI ANAK SIALAN ITU!!!" Oma benar-benar benci dengan Rasya.

"Tapi kenapa kau hanya benci dengan Rasya? Tidak dengan Ergra maupun Arja?" tanya Opa dingin.

"KARENA DIA! KARENA ANAK SIALAN ITU MEMBUAT GUNTUR ANAKKU MENINGGAL!!! KARENA DIA UANGKU HABIS UNTUK MERAWAT DIA YANG PENYAKITAN ITU!!" teriak Oma dengan wajah memerah.

"ITU BUKAN SALAH RASYA, ITU SUDAH TAKDIR DAN KEMATIAN KIARA ITU JUGA BUKAN SALAH ZAVA, INI SEMUA TAKDIR MELLA, TAKDIR!" bentak Opa menyadarkan Oma.

"Karena perlakuan mu itu, Rasya harus tersiksa, bahkan mental dia terganggu," ujar Opa.

Oma terkekeh sinis. "Syukurlah, kenapa tidak mati sekalian? Dengan begitu cucuku hanya Icha," sinisnya.

"ICHA BELUM TENTU BAIK SEPERTI YANG OMA LIHAT!" teriak seseorang dari arah pintu.

Ergra pulang untuk memberi kabar, ia mendengar semua, jadi ini alasan Oma sangat membenci Rasya.

Herida Eterna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang