"Ayo lakukan talk show!" ajak Anin pada Kala.
"Apaan ih kalian mah, Diasta salah denger," sanggah Kala.
"Masa sih?" tanya Ghina penasaran.
"Seriusan! Aku cuma kebawa suasananya si Diasta mellow, otakku nge blank jadi aja..." kata Kala yang mau tidak mau berbohong.
Orang yang membuat hati Diasta tidak karuan ada di luar geng mereka. Jadi semuanya tidak akan mempermasalahkan itu. Tapi bagaimana dengan Kala?
Selain Kala dibuat tidak karuan oleh salah satu laki-laki di gengnya. Laki-laki itu juga hanya sekedar tertarik padanya. Dan karena hal itu Kala berjanji akan mengubah perasaan tidak nyamannya itu menjadi perasaan biasa saja.
"Dah yok pulang? Katanya mau nongkrong di Warung Kopinya Bi Imas?" ajak Raesham tiba-tiba.
"Lah iya, katanya mau rayain ultahnya anak Bi Imas, gimana sih kalian?" ajak Sadewa juga.
"Iya selagi masih ada waktu belum malam nih," ajak Orion juga.
"Guys... mending pulang aja yok? ajak Segara sambil terkekeh.
"Dih kamu nggak mau rayain ultah anaknya Bi Imas?" cibir Raesham.
"Iya nih parah nih si Gara," cibir Sadewa tidak mau kalah.
"Bukannya gitu..." sanggah Sadewa.
"Jiwa perikemanusiaannya anda kemana saudara Gara?" Orion ikut mencibir Gara.
Segara yang terpojok akhirnya menepuk pundak Abian dan Kafka.
"Yok kalian berdua waktunya keluarkan suara kalian," bujuk Gara.
Mereka tidak ada yang mau justru kompak mengedikkam bahun.
Segara menyerah. Ia mendesahkan napasnya keras.
"Gini ya... aku bukannya nggak mau ngerayain ultah anaknya Bi Imas..."
"Bohong dih!" cibir Sadewa.
"Denger dulu..."
"Iya ini didengerin," sahut Raesham.
"Cuma...."
"Cuma apaan?" tanya Orion.
"CUMA HARI ULTAH ANAKNYA BI IMAS UDAH KELEWAT NYET BUKAN HARI INI! CAPEK AKU!" kata Segara kesal sementara sahabat-sahabatnya itu langsung tertawa melihat kekesalan Segara.
Dan disitu Kala jadi tahu bagaimana rasanya diselamatkan.
***
"Kak, tanya dong," kata Kala pada Kakaknya tiba-tiba.
Aruna yang matanya masih sibuk dengan majalahnya hanya bisa menjawab, "tanya apaan?" tanpa melirik pada Kala.
"Tanya gitu, dek soal cowok yang waktu itu gimana kelanjutannya," jelas Kala.
"Biar apa?"
"Biar aku curhat gitu Kakkkk.."
Aruna memutar bola matanya.
"Dek soal cowok yang waktu itu gimana kelanjutannya?" tanya Aruna terpaksa.
Senyum langsung mengembang di wajah Kala.
"Rusak sih udah. Karena memang cinta tanpa balasan. Lagian kan aku cewek masa mau ngejar cowok?"
"Ya emang kenapa? Kata orang-orang lebih seru liat kisah percintaan cewek yang ngejar cowok."
"Ya kalau dapet, kalau aku sih?" Kala menghela napasnya. "Ya nggak akan dapet... Jadi kaya ngejar biar satu rotasi sama bulan tapi aku larinya malah ke arah berlawanan," kata Kala yang kini mencoba headstand.

KAMU SEDANG MEMBACA
Belofte
Teen FictionBelofte itu janji. Kita mungkin janji untuk tidak saling jatuh cinta, tapi kalau Tuhan janjinya ngasih kamu untuk aku gimana? _Jungri Lokal Version_