"Mau sampai kapan meluk aku kaya gini?"
"Sampai... sampai..." Kala menarik ingusnya dulu karena dari tadi masih terus menangis di pelukan Raesham. "Sampai sadar kalau ini bukan mimpi," lanjut Kala yang berhasil membuat Raesham tertawa kecil.
"Nggak sekalian minta aku cubit ginjalnya Kal?" tanya Raesham sambil masih mengelus punggung Kala namun berhenti karena Kala langsung bangun dari pelukannya.
"Kok ginjal sih Rae? Pipi harusnya..." protes Kala dengan wajah yang memerah membuat Raesham gemas sendiri.
Raesham lalu mencubit pipi Kala yang merah itu pelan.
"Gini?"
Kala mengangguk cepat. Tingkah Kala seperti anak kecil dan Raesham semakin gemas dibuatnya.
"Sakit?"
Kala menggelengkan kepala.
"Yaiya lah nggak sakit karena aku nggak tega cubitnya juga," kata Raesham yang kembali di peluk Kala.
"Tau nggak Rae? Tadi pas aku bilang aku mau ngomong itu sebenernya aku mau confess sama kamu," kata Kala dengan suara sengaunya.
Raesham terkekeh. "Iya aku tau kok..."
Kala lagi-lagi melepaskan pelukan Raesham. "Terus kalau tau kenapa diberhentiin?"
"Ya biar aku duluan yang ngungkapin Kal... Aku mau aku yang berjuang buat kamu..." jelas Raesham membuat Kala tersenyum tipis.
Raesham lalu memandangi kalung yang tadi dia pakaikan untuk Kala sebelum Kala memeluknya.
Kala yang sadar itu menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinganya agar Raesham bisa melihatnya jelas.
"Salah beli kalung nih kayaknya," gumam Raesham membuat Kala bingung.
"Salah beli kenapa?"
"Kalungnya tetep kalah cantik dari kamu soalnya," goda Raesham membuat Kala malu-malu.
"Dih gombal nih Raesham..."
"Ya biarin gombalin pacar sendiri ini," sahut Raesham santai dan Kala tentu saja seperti biasa tidak bisa santai.
Seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutnya karena terlalu bahagia.
Kata 'pacar' yang dikatakan Raesham ternyata sehebat itu.
***
Menjadi pacar Raesham ternyata tidak seindah yang ada di bayangan Kala. Setelah semalam mereka menjalani hal romantis. Siang ini mereka sudah berdebat seperti dulu lagi. Bukan benar-benar berdebat sebenarnya tapi lebih karena Kala mengomel karena Raesham tidur lagi padahal mereka ada janji dengan anak Perboba lain.
Hari ini kebetulan hari libur nasional walau ada di hari jum'at. Dan karena mereka libur, Kala dan Raesham mengajak sahabat-sahabatnya itu berkumpul bersama sekaligus untuk memberikan pengumuman mengenai hubungan baru Kala dan Raesham.
"Yaudah pokoknya aku mau berangkat sendiri aja! Kalau kamu jemput aku, nanti aku kempesin ban mobil kamu!" ancam Kala yang kemudian menutup sambungan teleponnya dengan Raesham. Kala lalu memasukkan ponselnya itu ke dalam tas nya dan melanjutkan kembali dandannya.
Kala dulu tidak suka berdandan tapi hari ini ia ingin terlihat sebagai anggota Perboba paling cantik di depan Raesham.
Dan begitu Kala selesai berdandan, Kala duduk di kursi depan di rumahnya.
"Cie kencan hari pertama," goda Aruna yang walaupun semalam setengah sadar tapi ia mendengarkan cerita adiknya yang baru memulai hubungan berpacaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belofte
Novela JuvenilBelofte itu janji. Kita mungkin janji untuk tidak saling jatuh cinta, tapi kalau Tuhan janjinya ngasih kamu untuk aku gimana? _Jungri Lokal Version_