Kala diam di depan gerbang sekolah menunggu Aruna menjemputnya. Sahabat-sahabatnya tentu saja sudah pulang terlebih dahulu.
Kala pun melamun sambil menatapi jalan. Baik Jogja maupun Lembang rasanya Kala selalu pulang dengan perasaan gundah. Kata-kata Anin benar-benar mengusiknya. Dan kejadian Anin serta Abian juga tentu saja membuatnya terkejut.
"Mau?"
Kala menoleh pada orang yang mengulurkan tangan menawarinya permen.
Kala lalu menatap si pemilik tangan itu.
"Ngapain kamu masih disini Rae?"
Raesham membuka bungkus permen itu karena permennya tidak diambil Kala.
"Nemenin kamu," sahut Raesham santai tapi tidak membuat Kala santai.
"Nggak ada yang suruh dan minta," kata Kala sinis.
"Ya ini emang inisiatifku sendiri sih," kata Raesham lagi.
"Motor kebanggaan kamu mana tuh?" tanya Kala menyadari kalau Raesham ada disini tanpa motornya.
"Kenapa? Mau aku anterin pakai motorku lagi?"
"Nggak dih!"
Raesham menganggukkan kepalanya. Mereka kemudian terdiam cukup lama sampai akhirnya Raesham buka suara.
"Anin udah tau ya kamu tau soal mereka?" tanya Raesham tanpa Kala duga.
Kala mengernyit menatap Raesham. "Kok kamu tau?"
"Tadi aku liat pas mau naik bus Anin lagi ngobrol berdua sama kamu," jelas Raesham.
Kala menganggukkan kepala. Dan terbersitlah sebuah pertanyaan yang mengganggu Kala sejak tadi di bus sampai-sampai Reina dia diamkan.
"Rae aku mau nanya boleh?"
"Nanya apa?"
Kala menatap Raesham yang kini menatap Kala bingung.
"Emang aku keliatan suka sama Kafka gitu?"
Tawa Raesham pun langsung pecah.
"Raesham ih jangan malah ketawa kamu! Aku tuh nanya ya dijawab bukan diketawain," kata Kala sambil memukuli Raesham pelan.
"Ya kamunya suka sama Kafka?" tanya Raesham disela tawanya.
Kala menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak lah! Tapi orang-orang mikirnya gitu," kata Kala.
"Seriusan nggak suka? Bukannya kamu suka yang jago goyang?" Goda Raesham.
Kala mendengus dan memukuli Raesham lagi pelan. Kala kesal karena merasa salah memilih orang untuk diajak cerita.
"Kalau kamu nggak mau keliatan suka sama Kafka ya buat aja orang-orang ngeliatnya kamu suka sama aku," kata Raesham yang berhasil membuat Kala berhenti memukulinya.
"Caranya?" tanya Kala spontan.
"Cara apaan?" tanya Raesham terkejut.
Raesham mengernyitkan dahi lalu menatap dekat ke wajah Kala. "Kamu beneran mau orang mikir kamu suka aku Kal?"
"Eh nggak-nggak!" Sanggah Kala sambil mendorong Raesham menjauh darinya.
Raesham tersrnyum menyeringai.
"Oh iya gimana ceritanya kamu bisa tau Abian sama Anin udah pacaran?"
"Siapa yang bilang aku tau?"
Kala memutar bola matanya. Sudah jelas Raesham tidak akan memberi tahunya.
"Kal ayo pulang," kata Aruna yang tanpa Kala sadari sudah muncul dengan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belofte
Teen FictionBelofte itu janji. Kita mungkin janji untuk tidak saling jatuh cinta, tapi kalau Tuhan janjinya ngasih kamu untuk aku gimana? _Jungri Lokal Version_