Caution : Mulai chapter ini alurnya alur campuran, so... selamat berpusing ria. Hehehe. 😂✌💜
***
3 Tahun kemudian...
"Negara Indonesia katanya Negara Demokrasi. Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tapi rakyat yang manakah? Kami sebagai rakyat biasa merasa sangat sulit menerima keadilan, dimanakah keadilan yang negara ini janjikan? Sila pancasila ke lima bukankah berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?"
"HIDUP KEADILAN!" Teriak seluruh mahasiswa yang hadir pada demo di depan Gedung Sate Bandung hari itu menyahut orasi si pemegang pengeras suara itu.
"Kami datang kesini menuntut keadilan bukan untuk berkelahi dengan para aparatur negara. Kami hanya ingin suara kami didengar, kami ing-"
"MENJAUH! ADA GAS AIR MATA!" teriak salah satu mahasiswa yang terkena gas air mata dan berhasil membuat kerusuhan demo disana. Orang-orang sibuk menyelamatkan diri.
Dan mahasiswi mungil yang berdiri di podium itu terhuyung kesana kemari. Tubuhnya yang sudah tidak bisa menahan keseimbangan membuatnya terpojok ke ujung dan jatuh.
Ia menutup mata.
Ia berpikir kalaupun ia meninggal disini setidaknya dia sudah pernah mencoba berjuang meminta keadilan. Tapi ternyata jatuh ke tanah tidak sesakit itu.
Apakah-
Dia mencoba memberanikan diri membuka matanya. Dia bisa melihat tatapan si pemilik tubuh yang berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah.
Seseorang menyelamatkannya.
"Selamat alhamdulillah," ucap laki-laki itu.
Dan seketika air mata mahasiswi yang wajahnya sebagian tertutup kain hitam itu menetes.
Ia padahal belum melihat wajah si penolongnya karena mereka sama-sama memakai kain hitam yang dipakai untuk menutupi sebagian wajah mereka. Tapi ia kenal suara dan tatapan matanya.
Laki-laki itu membantunya kembali berdiri tegak di atas tanah. Tangannya menggenggam erat tangan si pembuat orasi tadi itu dan berusaha melindunginya agar bisa keluar dari kericuhan saat ini.
Warna jas almamater mereka berbeda. Dia bahkan sudah tidak melihat orang-orang yang beralmamater sama dengannya.
"Masuk ke dalem dulu, aku masih ada urusan," kata laki-laki itu memintanya masuk ke dalam mobil audi hitam itu.
Degup jantungnya berdebar tak karuan. Bukan hanya karena kericuhan ini tapi karena orang yang menyelamatkannya itu. Dia berusaha dengan cepat menghapus air mata yang tadi terlanjur menetes.
Cukup lama ia ada di dalam mobil ini sendirian sampai akhirnya dia kembali datang bersama dua laki-laki dan satu orang perempuan.
Dia dan perempuan itu masuk di mobil depan. Dan dua laki-laki masuk ke mobil belakang.
Mereka terkejut.
"Loh ini siapa Sam?" tanya salah satu laki-laki itu.
"Itu sahabat gue, Kala," sahut Raesham yang berhasil membuat mereka bertiga mengangguk kompak.
"Mau kemana nih? Kampus apa Apartement gue?" tawar Raesham.
"Apartement lo deh Sam," kata laki-laki yang duduk di samping Kala.
Dan Raesham mulai mengemudikan mobilnya itu.
Kala memang sudah lama ingin bertemu Raesham tapi bukan berarti dengan keadaan seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Belofte
Подростковая литератураBelofte itu janji. Kita mungkin janji untuk tidak saling jatuh cinta, tapi kalau Tuhan janjinya ngasih kamu untuk aku gimana? _Jungri Lokal Version_