Chapter 10

454 104 14
                                    

Sudah hampir berminggu-minggu sejak kejadian nasi kepal. Sudah hampir berminggu-minggu pula Kala sudah tidak mau lagi berusaha menunjukkan perasaannya pada Raesham. Kala memutuskan ingin menyerah saja. Bukan tepat di hari ia memberikan nasi kepal untuk Raesham tapi ada kejadian yang membuatnya berpikir memang yang terbaik untuk Kala itu menyerah.

Dan hari ini dia termenung tapi dia sudah lengkap memakai beanie hat merah mudanya, sweater serta ransel besar di punggungnya.

"Jadi mau dianterin nggak?" tanya Aruna yang akan masuk ke dalam mobilnya.

Kala menatap Aruna. "Kalau nggak dateng boleh nggak ya?"

"Nggak lah! Kamu udah bayar masa mau dihangusin?"

Aruna benar.

Kala akhirnya mendesah lalu bangun dan masuk ke dalam mobil kakaknya itu.

"Kak?"

"Hmm?" sahut Aruna yang mulai memundurkan mobilnya.

"Kakak emang nggak akan kesepian kalau aku nggak ada?"

Aruna yang sudah berhasil mengeluarkan mobil keluar dari rumah mereka langsung menatap Kala tajam.

"Iya kak iya... Aku nggak akan minta pulang.."

***

"Kal, aku mau cerita sama kamu boleh?"

Kala yang saat itu asik memperhatikan Raesham yang asik bermain sepak bola bersama yang lainnya langsung teralih pada Oliv yang kini duduk di sampingnya setelah yang lainnya pulang lebih dahulu daripada mereka berdua dan para laki-laki yang tengah bermain bola itu.

"Cerita apa Liv?"

Oliv terlihat ragu.

"Tapi kamu jangan kasih tau siapa-siapa ya?"

Kala menganggukkan kepalanya. "Kalau kamu maunya begitu ya aku janji nggak akan kasih tau siapa-siapa," kata Kala.

"Aku nggak enak ceritanya sebenernya..."

"Cerita apa memang?"

"Sebenernya aku..."

Oliv terdengar menghela napasnya.

"Aku suka sama Esam Kal..."

Jantung Kala mencelos saat itu juga. Ia bingung harus bereaksi apa. Ia tahu perasaannya untuk Raesham mungkin perasaan yang masih ia sendiri ragukan, tapi mendengar sahabatnya menyebutkan nama orang yang sama-sama membuat mereka tertarik dan itu orang yang sama membuat Kala jadi terdiam.

"Pasti kamu mau bilang dulu kita udah janji sama-sama buat nggak saling suka sesama anggota Perboba kan?" tanya Oliv membuat Kala refleks menggelengkan kepala.

"Bukan, bukan gitu Liv," sanggah Kala.

"Terus kenapa kamu diem aja Kal?"

"Aku cuma kaget aja bisa-bisa nya kamu suka sama makhluk aneh kaya si Raesham," kata Kala langsung memaksakan diri terkekeh yang natural.

"Mungkin ini namanya cinta tanpa alasan kali ya Kal..." sahut Oliv sambil tersenyum dan Kala mengangguk.

"Iya Liv..."

"Ya janji kita emang penting tapi siapa sih yang bisa larang perasaan kita sendiri?"

Oliv benar. Tapi itu sepertinya tidak bisa berlaku untuk Kala. Kala kini terdiam memikirkan nasib perasaannya sendiri. Ternyata dari awal perasaan anehnya untuk Raesham sudah salah dan harusnya Kala tidak perlu melanjutkan juga.

BelofteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang