Chapter 26

582 115 20
                                    

"Kal?"

Kala terbangun dari lamunannya mengingat kejadian tidak enak yang dialaminya. Kata-kata Oliv dan Ghina cukup menyakiti Kala.

"Ngelamunin apa nih pacarnya Raesham?"

"Loh kamu udah dari tadi ada disini Rae?" tanya Kala pada laki-laki yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Barusan banget. Agak lama emang soalnya bapak satpam depan agak kaya aneh gitu liat aku Kal..." jelas Raesham.

"Kayaknya beliau sadar kamu bukan anak kampus sini Rae..."

"Kayaknya bukan karena itu Kal..." sanggah Raesham.

"Terus karena apa?" tanya Kala yang langsung penasaran.

"Karena aku terlalu ganteng," kata Raesham yang langsung tersenyum jahil.

"Idih!" Kala langsung kesal sendiri karena menyesal sudah penasaran sementara Raesham terus terkekeh kemudian celingukan.

"Anak Perboba yang lain pada kemana Kal?"

"Entahlah mungkin masih pada ada kelas."

Raesham lalu menganggukkan kepalanya.

"Oh iya Rae..."

"Apa Kal?"

"Dulu kamu emang beneran ketemu sama Ghina duluan makanya Ghina suka sama kamu?"

Raesham mengedikkan bahunya. "Entahlah kayaknya ketemu kamu duluan. Kenapa Kal?"

"Ghina soalnya kayaknya sayanggg banget sama kamu dari dulu."

Raesham langsung mencubit bibir Kala. "Mau sampai kapan kamu ngomongin cewek lain depan aku hmm?"

Kala langsung mencoba menjauhkan tangan Raesham dari bibirnya.

"Sakit ih!" Protes Kala yang sudah berhasil menjauhkan tangan Raesham dari bibirnya.

"Makanya Kala jangan jahat sama Raesham nanti dicubit lagi!" Ancam Raesham sambil terkekeh sementara Kala memasang wajah sok kesal.

"Dih Raesham yang jahat sama Kala!"

"Kala lah, udah tau Raesham sukanya sama Kala malah ditodorin ke cewek lain!"

"Ya abisnya aku masih merasa bersalah," kata Kala jujur.

"Harusnya kamu merasa bersalahnya sama aku Kal," protes Raesham.

"Kok sama kamu?"

"Ya kamu suruh siapa nggak inget waktu dulu aku pertama kali ketemu kamu."

"Emang kamu inget?"

"Ingetlah!"

"Eh aku juga inget tapi Rae..."

"Dimana?"

"Di kelas waktu Sadewa bawa kamu mau kenalin ke kita kan?"

Dan Raesham langsung geleng-geleng kepala.

"Yaudah cuma aku aja yang ingetannya kuat berarti."

***

Raesham berjalan gontai menelusuri lorong Sekolahnya untuk sampai ke ruang UKS. Efek alkohol yang semalam ditenggaknya masih terasa di kepalanya. Ia berjanji semalam adalah terakhir. Terakhir ia meminum minuman haram itu. Lagipula teman-teman laknatnya semasa SMP sudah tidak akan ditemuinya lagi kan?

Meski lebih tepatnya sulit ditemui karena mereka kini masuk di SMA yang berbeda dengan Raesham.

Raesham sebenarnya diterima di Sekolah yang lebih bagus dan berkelas daripada ini. Tapi berkat koneksi dari ayahnya dia bisa Sekolah disini. Karena jika dia disini dia terhindar dari teman-temannya yang sudah membuatnya jadi seperti ini. Walau tetap saja ia kesal karena masih harus mengandalkan ayahnya.

BelofteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang