0.3 [Memori]

5.7K 427 1
                                    

Warning!Mulai sekarang panggil Syena jadi Seola, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
Mulai sekarang panggil Syena jadi Seola, ya. Karena saat ini jiwanya ada dalam tubuh Seola. Biar nggak bingung.

HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.

🦋

TIGA hari setelah kejadian di mana Seola sadar dari koma, dokter memperbolehkan untuk pulang. Namun, ia harus tetap menjaga kesehatan tubuh, dan tidak boleh terlalu kelelahan. Terutama bagian tangan yang tidak boleh banyak bergerak. Padahal di balik itu semua Seola tidak merasakan sakit apa pun. Mungkin Tuhan sudah memberikan mukjizat kembali, apalagi saat ini yang menempati tubuh Seola adalah gadis tangguh, yang terlatih mental dan fisiknya.

Dokter juga sudah menjelaskan kepada pihak keluarga Vand, jikalau Seola mengalami amnesia. Butuh waktu cukup lama untuk mengembalikan ingatannya. Mendengar info tersebut, keluarga Vand merasa sedikit kecewa.

“Abang antar ke kamar kamu, ya,” ucap pria bernama Dev—berumur 25 tahun anak tertua di keluarga Vand.

Hanya anggukkan yang ia berikan. Tiga hari sudah mengorek informasi mengenai keluarga Vand, terutama pemilik tubuh ini. Dari nama lengkap anggota keluarga, keseharian, kuliah, bahkan hal-hal yang membuat Seola harus terbaring di rumah sakit.

Jiwa Syena terkejut mengetahui bahwa Seola mengalami gangguan mental serius sejak tiga tahun lalu. Ia mendapatkan informasi tersebut dari Dokter Andrew—dokter yang selalu menangani Seola jika melakukan self-harm.

Di sinilah Seola berada, di kamar bernuansa putih aestetik. Dengan rak buku besar, tersusun rapi buku-buku tebal yang jelas membuat jiwa Syena menggeleng pusing.

“Apa dia baca semua buku itu?” tanya Seola heran.

Pandangan terus ia liarkan, menatap setiap sudut kamar. Hingga berhenti pada satu bingkai foto sepasang kekasih. Seola mendekat, memegang foto itu sembari mengangguk kecil.

“Ganteng banget, pantes sih Seola ngerasa takut kehilangan. Tapi kalo diliat-liat, Daddy Yankee kayaknya pernah deh ngobrol sama nih cowok. Teman bisnis kali, ya?”

“Gila badan gue sakit semua.” Ia meletakkan foto tersebut ke tempat semula, lalu berjalan menuju ranjang berukuran besar.

Tanpa basa-basi lagi Seola langsung melompat ke sana, tidak mempedulikan luka di tangan kanan. Bahkan, ia tertawa kecil karena merasa seperti bermain trampolin. Perlahan-lahan mata pun mulai terpejam, hingga akhirnya pergi ke dunia mimpi.

🦋

Syena menatap ke sekeliling, sunyi dan senyap. Namun, tempat ini begitu indah. Banyak bunga, buah-buahan, pohon rindang yang kelihatannya sangat nyaman jika duduk di bawah sana. Penuh kepastian Syena melangkahkan kaki mendekati salah satu pohon rindang guna berduduk santai.

Redoubtable [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang