2.6 [Back to California]

3K 268 22
                                    

HAPPY READING!don't forget to vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.

🦋

SEOLA memeluk Acha erat, bahkan saat ini ia menangis dramatis. Sudah satu Minggu tinggal di Indonesia, Seola melakukan banyak hal di sana bersama Acha. Ia selalu mengabadikan momen, galeri sudah penuh dengan berbagai fotonya. Tepat hari ini ia harus pulang ke California.

Acha hanya bisa menghela napas, tidak ingin merusak suasana yang sudah Seola rangkai sedramatis mungkin. Jadi dengan senyum miris Acha membalas pelukan.

“Oke selesai!” Seola melepas pelukan, lalu tersenyum lebar sembari menghapus air mata tidak bergunanya. Ia berjalan menuju meja mengambil ponsel yang sekarang sedang menyala guna memvideokan adegan berpelukan tersebut. Kan sudah dibilang Seola selalu mengabadikan momen, dan berpelukan tadi adalah momen haru.

“Udah kan? Sana pulang, jet bapak lo nungguin,” usir Acha, berjalan kembali duduk di sofa.

“Lo mah gitu, senang banget kayaknya pisah sama gue,” rajuk Seola, mengerucutkan bibir.

“Diem lo, kita masih ketemu nanti di California. Jadi nggak usah drama,” seru Acha.

Seola menatap permusuhan pada Acha, ia berjalan seraya menghentakkan kaki. Mengambil tas kecil dan ponsel, sebelum benar-benar berlalu ia kembali berkata, “Jam 8 malam harus udah berangkat ke California. Gue tandai kalau lo telat semenit aja.”

“Ck, lo udah bilang itu dari semalam,” ketus Acha.

“Mengingatkan nggak harus sekali,” balas Seola.

“Hm, sana berangkat hati-hati, kalau udah sampai hubungi gue,” ujar Acha, tersenyum tipis.

“Sayang Acha banyak-banyak,” balas Seola tersenyum senang.

“Najis,” cibir Acha.

Seola mengedikkan bahu, kemudian keluar dari tempat penginapan. Jet pribadi milik sang daddy sudah menunggu di bandara sejak setengah jam yang lalu. Omong-omong, sekarang mereka masih berada di Bali.

“Dia mengawasi setiap pergerakan lo, Syena. Jadi, bersiaplah menerima sambutannya,” gumam Acha.

Seola masuk ke salah satu taksi yang sudah ia pesan. Rasanya sangat sedih meninggalkan Indonesia. Namun, mau bagaimana lagi? Ia hanya izin selama satu Minggu. Lagi pula, ia rindu semua orang di California.

“Ke bandara, Nona?” tanya Supir.

“Iya.”

Seola menyandarkan punggung, lalu memejamkan mata menikmati alunan musik dari radio. Perjalanan masih sangat panjang, dan tentu melelahkan.

“Nona, berasal dari mana?” tanya Supir, lagi.

Mata yang tadi terpejam, sontak terbuka. “California.”

Redoubtable [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang