2.2 [Indonesia]

3.1K 259 19
                                    

HAPPY READING!don't forget to vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.

🦋

BEBERAPA hari ini keadaan mansion Cavier lebih baik dari sebelumnya. Zein sudah memberitahu kepada seluruh keluarga perihal Syena yang mengalami transmigrasi. Zein harus menjelaskan sedetail mungkin, meyakini bahwa Seola adalah Syena, dan itu nyata terjadi. Semua orang sangat terkejut, bahkan sampai menangis.

Mereka sama sekali tidak mempermasalahkan jika Syena masuk ke tubuh orang lain, asalkan masih bisa bertemu dan merasakan pelukan hangat ternyaman yang selalu gadis itu berikan.

Setelah mendengar pernyataan, mereka begitu semangat ingin segera bertemu. Namun, Zein menahan dengan mengatakan Syena akan menghubungi nanti jika memang sudah waktunya bertemu. Mereka pun mencoba memahami, bahwa sekarang yang ditempati Syena tubuh milik orang lain. Tentu ada banyak kendala meskipun hanya sekadar bertemu. Apalagi pemilik tubuh merupakan anak yang sama konglomeratnya dengan keluarga Cavier.

Vand dan Cavier bisa dibilang tidak terlalu dekat. Mereka kenal hanya sebatas bisnis saja. Meskipun begitu kedua keluarga tersebut tidak pernah diberitakan saling bermusuhan karena persaingan ketat. Mereka bekerja dengan sangat tenang, tanpa harus merasa bersaing.

"Syena udah hubungi Abang?" tanya Livy pada Zein.

Zein menyelesaikan minumnya terlebih dulu, kemudian menjawab pertanyaan sang mommy. "Belum Mom, nanti Abang coba hubungi duluan, ya."

Livy tersenyum sembari mengangguk.

"Mom, aku pulang telat, ya. Ada operasi malam ini," ucap Kafka.

"Iya, Sayang," jawab Livy lembut.

"Ka, keadaan tubuh Syena gimana?" tanya Altheus, melirik sekilas Kafka yang duduk berseberangan dengannya.

"Masih sama, nggak ada perkembangan sama sekali," sahut Kafka.

"Nanti gue ke sana mau jenguk, kangen sama si bocah," ucap Altheus.

Altheus jarang mengunjungi Syena di rumah sakit. Pria tampan itu memang terlihat tidak begitu peduli, tapi sebenarnya dia sangat-sangat mencintai Syena. Mengkhawatirkan keadaan sang adik setiap saat. Hanya saja Altheus memiliki gengsi cukup tinggi, sehari-hari di mansion kerjaannya bertengkar, tidak ada kata-kata manis yang pria itu ucapkan.

"Tumben, tuh gengsi ke mana," sindir Kafka, tersenyum miring.

"Kafka, nggak boleh gitu. Altheus lagi belajar buat ngilangin gengsinya," tegur Livy.

🦋

Lander memejamkan mata guna menghilangkan rasa sakit di kepala. Ada banyak hal yang saat ini sedang berputar seperti kaset rusak di dalam otaknya. Entah, tentang pekerjaan kantor, kampus, dan terakhir Seola.

Redoubtable [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang