HAPPY READING!
don't forget to vote and comment.🦋
'GILA' satu kata yang Seola dapat definisikan terhadap Lander. Pria itu tidak bercanda perihal ia yang harus menginap sementara waktu. Bahkan, lebih parah Lander mengurungnya di kamar. Sekarang ia sudah seperti tawanan korban penculikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Berulang kali maid masuk menawarkan ini-itu, tapi jawaban Seola tetap 'tidak'. Seola tidak mau apa-apa, kecuali bebas.
Helaan napas panjang untuk kedua kali Seola lakukan. Bagaimana caranya kabur dari tempat terkutuk ini, sedangkan penjagaan begitu ketat. Bahkan di depan kamar sudah berdiri empat bodyguard.
"Semua memang bangsat. Varland bangsat, Ruffy beserta antek-anteknya bangsat, Lander bangsat, bahkan Seola juga bangsat. Huaaa, kembalikan kehidupanku, Tuhan," ucap Seola, kemudian menutupi wajah menggunakan bantal.
"Nggak heran sih kalau penghuni Lander University pada gila, pemiliknya aja begitu."
Ceklek!
Seola terdiam sejenak mendengar suara pintu terbuka, ia masih menutup wajahnya. Malas melihat orang-orang di mansion Lander, semua memiliki sifat menyebalkan.
"Permisi, Nona. Ini sudah malam, lebih baik Anda mak-"
"YA TUHAN!" teriak Seola, "gue nggak lapar, dan nggak mau apa-apa. Jadi nggak usah datang-datang, gue muak!"
"Tapi Non ...."
"Diam! Mending lo keluar. Kalo Lander nyuruh apa pun, bilang gue nggak mau. Kalo dia maksa, lo pukul aja kepalanya pakai tongkat baseball."
"Kalau butuh sesuatu, tolong katakan, Nona. Saya permisi dulu."
Di detik berikutnya pintu kembali ditutup. Mungkin sudah pergi melaporkan kepada Lander bahwa ia masih tidak mau makan. Ya, memang sedari tadi pekerjaan semua maid begitu. Datang menawarkan makan - ditolak - melapor. Datang menawarkan makan - ditolak - melapor. Membuang-buang waktu saja.
Sibuk dengan mendumel, tiba-tiba saja pintu terbuka untuk kesekian. Kali ini yang terdengar hanya langkah kaki terasa semakin mendekat. Benar saja, dalam hitungan detik seseorang sudah duduk di pinggir ranjang. Tanpa melihat pun Seola tahu siapa dia, tak lain adalah Lander. Aroma parfum pria itu sangat khas, dan menenangkan. Seola menyukainya.
Bantal yang menutupi wajah ditarik perlahan. Seola langsung memegangi erat-erat. Sudah dibilang ia tidak mau melihat wajah siapa pun.
"Jangan begini, lepaskan bantalnya. Kamu susah napas, Seola," bujuk Lander.
"Nggak mau, pergi lo!" bantah Seola.
Lander menghela napas, mengelus rambut gadis kesayangannya penuh kelembutan. "Maafin saya. Kamu bisa pukul atau sakiti fisik saya untuk melampiaskan amarah kamu. Tapi, jangan begini. Kamu nyakitin diri sendiri, sekaligus nyakitin hati saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redoubtable [ON GOING]
ParanormalLanders University, salah satu kampus ternama di California, Amerika Serikat. Tentu saja di setiap kampus memiliki beberapa mahasiswa dan mahasiswi famous. Entah karena bakat, kenakalan, atau apa pun itu. Seperti Seola, mahasiswi yang sangat terkena...