Jangan bosen ya gus
Waspada typo bertebaran
.
.
.
.Pagi hari di klan bulan, cuacanya menyenangkan. Apalagi di bagian terlarang perpustakaan sentral.
Kami diundang oleh master B tadi malam. Langsung ke bagian terlarang perpustakaan.
Kini aku, seli dan ali duduk di kursi terbang. Berseberangan dengan Av, batozar,miss selena dan disebelahnya panglima tog.
Muka Av, tenang dan berwibawa seperti biasa. Batozar, galak. Dan miss selena serta panglima.... kayak orang salting.
Aku menoleh ke arah ali di sebelah kiri ku. Raut wajahnya tidak peduli. Sedangkan seli, di sebelah kanan ku mukanya menunjukan Raut penasaran.
"Master B, maaf, apa tujuanmu mengajak kami kesini?"
Aku angkat suara terlebih dahulu. Bosan dengan suasana lengang.
"Apa kami mempunyai misi lagi master B?" Ali menimpali.
Aku mengerutkan alis. Aneh sekali kalau misi ada di tengah semester seperti sekarang.
Master B menggeleng.
"Ingat saat aku menunjukan putra Ilo kemungkinan masih ada?" Ia balik bertanya.
Kami bertiga mengangguk. Ingat akan hal itu.
"Tapi kalau dia memang masih ada bukankah ia bisa langsung kesini master B? Kejadian itu sudah setahun lebih dan dia tidak kembali." Seli bicara. Wajahnya terlihat murung.
Sejenak kemudian ia berkata lagi.
"Aku ragu kalau itu benar benar terjadi--"
"Bagaimana kalau itu benar benar terjadi seli?"
Sebuah suara terdengar dari arah pintu bagian terlarang.
Itu suara yang kami kenali.
Suara yang databasenya ali masukan ke kapsul.
Suara yang selalu membangunkan kami saat kompetisi.
Itu suara.......
"ILY??!!!"
Ily tersenyum manis, berdiri di pintu.
"Hai ali, raib, seli, av, miss, panglima, dan... batozar." Sapanya.
Kami bertiga menunjukkan wajah bingung. Ada apa ini sebenarnya?
"Aku tidak mati teman teman, maaf aku baru bisa kembali."
Kami bertiga bertatapan. Bagaimana caranya. Lalu menatap ali,yang biasanya punya jawaban cerdas. Eh, ternyata dia juga bingung.
"Tidak ada yang mustahil di dunia paralel anak anak, ketulusan, pengorbanan dan persahabatan, itu bisa jadi kekuatan luar biasa. Jangan lupakan semangat untuk bertahan. Itu lebih dari cukup untuk membuat seseorang bertahan."
Kami menoleh ke arah Ily, yang kini intens menatap seli.
"Apa kalian merindukan ku? Terutama kamu seli?" Tanyanya.
Aku dan ali mengangguk. Berbeda dengan seli yang matanya berkaca kaca dan langsung memeluk Ily.
"Ja... jadi... yang... sering datang ke mimpi ku.... itu memang kamu Ily?" Tanyanya terisak.
Ily mengangguk. Membalas pelukan seli.
"Terimakasih selalu percaya bahwa aku akan kembali. Nyatanya sekarang aku memang kembali kan." Jawabnya.
Aku menatap ali. Apa maksudnya?
Ali mengangkat bahu santai.
"Ikatan emosional ra, mereka kelihatan nya saling percaya dan menyayangi. Itu membuat Ily bisa datang ke mimpi seli. Karna ia memang masih ada."
Aku mengangguk. Mulai mengerti.
"Bukankah ada yang lebih penting diperhatikan sekarang ra?" Kata ali.
Aku bingung. Memangnya apa?
"Seli dan Ily, mereka sepertinya punya perasaan khusus. Lihat saja,mereka sangat akrab." Ali tertawa kecil
Aku ikut terkekeh. Sedangkan di seberang sana, wajah seli dan Ily memerah.
***
Sisa hari berjalan menyenangkan. Kami bertiga mengobrol, menikmati pemandangan.
Sore harinya, av, miss selena serta panglima tog menemani kami saat akan pulang.
"Apakah masih ada pertanyaan di benak kalian?" Tanya av
Seli mengangkat tangan. Meski ragu ragu.
"Kalau.... Ily tidak benar benar mati... apa.... mata juga bisa jadi masih hidup?" Tanyanya.
Aku terdiam. Sedari tadi pun aku memikirkan nya. Apakah ibuku masih ada?
"Kemungkinan nya kecil sel." Ali yang menjawab.
Seli menoleh, meminta penjelasan lebih.
"Itu bisa saja terjadi, tapi agak mustahil. Cara mereka sakaratul maut pun berbeda. Ily disambar dan sel tubuhnya hampir mati langsung, sedangkan mata, sel tubuhnya melemah perlahan lahan. Jadi secara teori pun berbeda." Jelasnya.
Aku menunduk. Seli langsung menepuk pundakku. Memberi ketenangan.
Beberapa menit kemudian kami pulang ke bumi.
Dan tanpa aku sadari, ada yang raut mukanya sama sedih denganku.
*
*
*

KAMU SEDANG MEMBACA
A Good(shit) Friendzone ~Rali~
Fanfiction(One shoot + good (shit) friendzone) Ali dan Raib. Dunia paralel mempertemukan mereka melalui sebuah garis takdir panjang, mereka lahir atas perjuangan dan pengorbanan tak ternilai. Pengkhianatan, persahabatan, dan pertarungan mengiringi kisah...