Pantas (2)

1K 66 8
                                    

Asekkk

Lanjut lagi.

Maaf banget ya selama ini ceritanya bosenin.

Semoga kalian semua ikhlas mengeluarkan vote buat chapter yang gue bikin.

Semangat semuanya.

Warning! Cerita ini tidak ada di novel bumi manapun.

***
"Aku selalu meragu, meski aku tahu kalau aku bisa saja kehilanganmu karna itu."

~Ali

.***.

(Ali POV)

        "Ra, apa kau marah padaku?"    Tanyaku pada Raib esok paginya.

Raib menoleh tidak peduli.

       "Tidak."   Jawabnya pendek.

       "Lalu kenapa kau menjauhi aku?"

Raib mendengus.     "Kau terlalu percaya diri tuan muda."

       "Ayolah raa....."

       "Tidak Ali."

       "Kau tidak menjauhi aku?"

      "Iya!"

      "Kau tidak menjauhi aku?"

     "Iya ali!!!!"

     "Kau menjauhi aku!"

     "Iy-- eh!"

Aku nyengir. Aku berhasil menjebaknya.

      "Ayolah Raib.... kenapa kau menjauhiku?"

Raib tidak menjawab.

       "Ayolah ra..... jawab..."   aku memohon lagi.

      "Ra.....--"

      "KARNA AKU TIDAK MAU SAKIT HATI LAGI ALI!!"  

Aku mematung.

Apa?!

        "Aku...... menyukaimu ali. Hanya saja..... kamu tidak sadar. Saat kamu mengatakan kalau kamu suka pada april, hatiku sakit ali. Jadi tolong..."

Raib berhenti sejenak sebelum kembali berkata.

        "Tolong jangan lagi muncul di hadapanku. Aku sudah lelah berharap ali."

Aku masih mematung.

APA??!!!!?

Raib menjauh, dan perlahan hilang dari pandanganku. Digantikan kegelapan yang mengerikan.

        "RAIBBBB!!!!"   Aku berteriak.

       "RAIBBBB!!"

       "RAIB!!"

Aku tersentak bangun saat itu juga.

      "Raib....."  aku berkata lirih.

Pemandangan yang tidak asing, langit langit basement.

A Good(shit) Friendzone ~Rali~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang