(5) Tazk kembali?

835 35 3
                                    

Hola....

Makasih semuanya yang tetep setia baca cerita ini.

Jujur terharu.... seneng... ah.... entahlah.

Maap kalau author sering khilaf nambahin adegan adegan kurang (ajar) sopan.

Jangan lupa votement!

*****
(Raib POV)

"Soal ayah raib, Tazk."

Aku sontak terdiam. Keadaan benar benar hening.


"Ayahku?"

Ali mengangguk, membenarkan. "Lihat kemari!"

Aku dan seli saling tatap sebelum akhirnya mendekat ke arah ali. Terlihat disana ada sebuah.... pesan. Isinya hanya beberapa bait.

'Tak perlu kau jauh mencari'

'Yang terdekat mungkin yang terjauh'

'Ikuti kata hatimu'

'Temukan petunjuknya'

'Aku tunggu disini'

'Bawalah kuncinya'

'Biar aku bertemu dengannya'

'Kutukan tak selalu membara'

'Terkadang hanya gelap hati terasa'

'Kembalilah'

Aku mengerutkan dahi. Aku tahu, ada yang aneh dari sajak ini. Pertama, pilihan diksi. Kedua, apa maksud 'biar aku bertemu dengannya'?

Aku paham orang ini ingin bertemu kunci dari sesuatu. Tapi pilihan diksi ini....

"Dia seperti meminta ali membawa seseorang." Gumamku.

Ali bertepuk tangan. "Tepat sekali. Ternyata kamu jadi lebih pintar akhir akhir ini ra. Aku juga merasa demikian."

Aku mendengus. "Jadi? Apa maknanya? Bagaimana kau tahu kalau ini ayahku?heh?"

Ali menatapku sebal. "Ternyata kamu belum pantas dapat pujian dulu ra. Lihat! 'Tak perlu kau jauh mencari'. Dia seakan tahu kalau kita sedang menyelidiki sesuatu!"

Aku makin heran. Kan bisa saja orang lain? Dan seakan paham kalau aku keheranan, ali kembali menjelaskan.

"Ada kalimat. 'Yang terdekat mungkin yang terjauh.' Kalimat itu, jelas bukan kalimat kosong raib. Itu memiliki banyak arti!"

"Pertama, artinya Tazk selalu mengawasi kamu. Dekat, namun juga jauh. Kedua, dua baris berikutnya memberi kita perintah kalau kita harus memecahkan teka teki kemarin. Setelah itu ada kalimat. 'Aku tunggu disini'. Itu berarti...."

"Ayahku telah menemukan tempat yang dimaksud dalam sajak sebelumnya?" Aku memotong, mengatakan kemungkinan itu. Ali mengangguk.

"Lalu kenapa dia tidak datang langsung kesini?" Tanyaku.

Ali menghela nafas pelan. "Karena dia tidak bisa keluar dari sana."

Aku dan seli terdiam. Maksudnya?

"Biar aku jelaskan situasi ini." Kata ali. "Pertama, Tazk, entah bagaimana caranya tahu kalau aku dan raib sempat membicarakan sajak itu. Dan.... grrr... kuharap dia bukan melihat kami langsung." Ali mendengus. Memalingkan mukanya yang sedikit memerah. Aku hanya nyengir, kuharap juga begitu. Bahaya kalau sampai dia tahu soal kemarin.

"Kedua..." ali terdiam sebentar. "Kemungkinan dia tahu soal tempat itu. Tentang SagaraS. Aku tak akan kaget kalau dia tahu tempat itu. Dia murid paling pintar se-ABTT."

"Lalu setelah dia tahu dimana, dia mengunjuginya. Tanpa sadar kalau tempat itu seperti tempat nglaggeram dan nglanggeran. Semua bisa masuk, tapi tak ada yang bisa keluar. Dan.... yaah...." ali mengangkat bahu.

"Tapi lupakan soal itu." Katanya. "Kita harus memecahkan sajak kemarin raib!" Ucapnya berapi api. Aku mengangguk, seli juga.

Petualangan baru menanti......

******

(Ali POV)

'Jangan tanya mereka'

'Tak ada yang tersisa'

'Lembah ini Lembah neraka'

'Jangan! Jangan tanya mereka'

'Tak ada yang bisa menjawabnya'

'Surya yang menghilang tak kan tahu jawabannya'

'Bulan sabit pun tak akan menjawabnya.'

'Kala burung menembus cakrawala'

'Kami terjaga, d itu keheningan rimba petapa'

'Jangan! Jangan tanya mereka!'

'Ini tanah terkutuk'

'Jeruji semua masalah'

'Datanglah kemari, dengan hati bersih dan suci'

'Kalau kau pantas, kau akan kembali.'

'Jangan! Jangan tanya mereka'

'Karena kamulah penjahatnya.'

Sajak itu terlihat jelas oleh mata kami. Kami bertiga berfikir.

"Surya yang menghilang tak kan tahu jawabannya. Berarti tempat itu bukan di barat." Aku bergumam.

"Bulan sabit tak akan menjawabnya. Berarti tempat itu tak akan terbuka saat bulan sabit?" Seli bertanya. Aduh... bukan begitu.

"Beda sel. Justru tempat itu terbuka saat bukan sabit." Raib yang menjawab. "Kapan waktu saat bulan sabit muncul ali?" Tanyanya.

Aku menunjuk ke layar. Hasil pencarian.

"Kala burung menembus cakrawala, apakah artinya saat musim migrasi?" Tanya raib.

Aku mengangguk. Memang itu artinya. Jadi... tempat ini di sebelah timur, terbuka saat musim migrasi, tepatnya saat bulan benar benar sabit. Aku mencocokkan tanggal. Itu artinya..

"Dua hari lagi siklus itu akan terjadi lagi." Kataku pelan.

"Apa yang terjadi saat itu ali?" Tanya seli.

Aku mengangkat bahu. Aku juga tak tahu.

*******

Part ini emang pendek ya.

Maaf, author lagi pengen lanjutin cerita author sendiri.

Jadi ya... maaf ya

Kalau mau baca ceritanya klik aja profile author. Ada ceritanya. Judul 'a lonely wolf.' Dan ini cerita romance.

Kalau bisa baca ya! Mode maksa nih! Kwkwkw

A Good(shit) Friendzone ~Rali~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang