«« ♦ »»
"Yixian, kau di sana?"
Mendekati ujung koridor, tangan Jizhun tiba-tiba diraih dari belakang, tubuhnya dibalik paksa untuk saling berhadapan.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" Yixian menatap cemas bercampur kesal. "Kenapa kau meninggalkan ruanganmu?"
"Yixian, aku hendak pergi menemuimu." Jizhun mendadak bingung. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Kembali ke ruanganmu sekarang." Yixian mengangkat tubuh Jizhun, menggendongnya dari depan.
"Turunkan aku! Tidak seharusnya kau memperlakukanku seperti ini," Jizhun tak terima.
"Apa maksudmu? Kau bahkan tidak bisa berjalan dengan benar. Baru bangun dari koma sudah berkeliaran sembarangan, apa kau sudah gila?" Meskipun tubuh Jizhun lumayan berat, Yixian tak nampak terbebani untuk mengambil langkah besar dan cepat.
"Kau merusak citraku sebagai lelaki macho, jangan gendong aku seperti ini!" Jizhun menutupi wajahnya ketika berpapasan dengan beberapa perawat di koridor. "Ini memalukan ..."
"Kau masih belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau keluar dari ruanganmu?"
Jizhun menjelaskan dengan kerutan tajam di keningnya, "Ada anak lelaki yang memanggilku, berkata kalau kau sedang menungguku di suatu tempat, jadi aku mengikutinya."
Kaki Yixian tiba-tiba berhenti bergerak. "Anak lelaki?"
Setelah memandangi punggung Yixian yang semakin menjauh, Saino menarik diri ke tempat semula, berdiri di balik pintu penghubung tangga darurat. Kemarahan terpancar jelas di wajahnya, meruak hingga membuat matanya membesar mengeluarkan sorot tajam.
Suara kecil tertangkap pendengaran, Saino menoleh ketika menyadari seseorang berdiri di ujung anak tangga, diam sembari memandanginya dari sudut gelap.
"Ayah?"
Sosok yang dipanggilnya lalu bergerak naik, menitih anak tangga tanpa memutus kontak mata. Kepala Saino otomatis terangkat menyusul postur tinggi lelaki berambut panjang dikuncir itu, Yamato.
"Dei Lung tidak menemukanmu di sekolah." Yamato mengalihkan pandangannya pada tangan Saino yang menggenggam sebuah tali.
Sadar akan pergerakan mata itu, Saino segera menyembunyikan tangannya dan bertanya, "Bagaimana kau bisa menemukanku?"
Saino yakin jam tangan pemberian Yamato tidak ia pakai, ia memasukan benda itu ke dalam tas yang ia tinggalkan di sekolah.
*Note: Jam tangan yang dimaksud ditanami GPS*
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Yamato.
"Tidak ada." Saino menelan ludah ketika jawabannya membuat kedua mata Yamato memicing. Ia merasakan dingin di sekujur tubuh selagi dirinya terperangkap dalam bayangan tubuh tinggi sang ayah angkatnya itu.
"Berikan benda itu padaku."
Saino menyerahkan tali kabel itu ke tangan Yamato kemudian mengambil langkah mundur, memperluas jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]
FanfictionKematian tragis akibat kebakaran di sebuah gedung kasino bertahun-tahun silam, membuka lembar kehidupan baru dimana orang yang ditinggalkan hidup dalam 'pencarian' kosong dan pengelakkan. Sesuatu mungkin akan kembali, atau tetap menjadi bayangan di...