32: Lost and Empty

1.6K 267 62
                                    

ai, Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ai, Haiii .... ✌🏻😘
Book ini sudah mendekati ending ya, jadi dari sini saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar bakwan kepada para pembaca setia dan yang selalu hadir memeriahkan setiap chapternya 😍💖

Thanks, dan selamat membici 🙏🏻💕
🕸️
🕷️

‹«--------------•••♥•••---------------»›

"Kau hebat." Jizhun tak bisa mengelak dengan betapa matangnya Saino menunjukan kemampuannya. Usianya masih sangat muda, namun sudah mampu membangun suasana bersaing dengan orang yang lebih tua darinya. Jizhun sadar keputusannya ini sangat berbahaya, tetapi ia percaya pada hati Yixian lebih dari apapun. "Goal yang sangat cantik, namun sedikit curang. Aku rasa kau memang terlahir dengan naluri seperti itu."

Jizhun lalu duduk melipat kaki dan meraih bola yang menepi di dekatnya. Ia merasakan panas dari permukaan bola akibat gesekan yang sangat tajam dan hantaman keras yang nyaris membuat jaring gawang rusak. Saino di sana terlihat seperti monster buas yang terkurung dalam raga yang kecil. "Jika Yixian memiliki anjing gila sepertimu di sisinya, maka aku tak akan merasa begitu cemas," gumamnya lalu tersenyum miring. Apa boleh buat, ia tak punya pilihan atau pun kesempatan untuk merancang kepergian yang sempurna.

Ini semua adalah tentang pertaruhan.

Jizhun melempar bola itu kembali pada Saino dan berkata, "Ketika aku kembali nanti, aku akan lebih serius padamu."

Ketika kau masih muda, kau akan bertemu dengan cinta yang menyenangkan seperti halnya sebuah permainan. Itu memberimu tawa yang panjang dan mimpi yang indah setiap malam. Waktu berlalu, saatnya beranjak pada lintasan yang mendewasakanmu tentang cinta. Kehilangan, kerinduan, ... Dan kesetiaan.

  ***

Yibo membuka lemari dan mengeluarkan beberapa baju dari dalamnya, melemparnya sembarang seperti rongsokan. "Semuanya sudah kekecilan, kosongkan lemari ini," suruhnya pada seorang pelayan yang memperhatikan. "Aku akan mengisinya dengan ukuran pakaian yang lebih besar dan nyaman."

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Sean usai melihat pintu kamarnya terbuka dan melihat ruangan itu menjadi berantakan. "Kenapa kau melempar pakaianku ke lantai?!"

Yibo mendekat, mengelus perut Sean yang kini menonjol kian membesar. Dua bulan telah berlalu sejak deklarasi kehamilan dan dua minggu sejak pesta pernikahannya digelar. Waktu berlalu dengan sangat cepat dan membuat Yibo semakin sibuk untuk memperhatikan perkembangan suami manis dan sang calon buah hatinya. "Mulai sekarang, busanamu akan diganti demi kebaikan calon bayi kita. Kau tidak boleh memakai pakaian ketat dan berbahan jelek."

"Oh, ... Begitu." Sean mengintip pada pakaiannya yang sedang dimasukkan ke dalam keranjang besar. Ia merasa sedikit menyayangkan lantaran kebanyakan pakaian itu masih baru dan beberapa adalah kesukaannya.

𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang