35: Disappear

1.9K 255 70
                                    

‹«----------•••♥•••------------»›

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‹«----------•••♥•••------------»›

Saat itu belum terlalu malam ketika Yixian sampai di depan rumahnya dan melihat Yamato menunggu sambil menyandar ke dinding. Ia tidak sendirian, Saino mengisi tempat di sampingnya sembari duduk berjongkok dengan muka bosan.

"Xian Ge!" Saino mendadak ceria ketika melihat orang yang ditunggunya datang.

Yixian merasakan firasat buruk saat pandangannya menangkap sebuah koper kecil yang diletakkan di dekat pintu. "Paman Yamato, apa yang membawamu datang kemari?"

"Mengantarkan Saino. Dia bersikeras untuk tinggal bersamamu," ujar Yamato sembari melirik Saino yang nampak begitu bersemangat. "Aku dan Dei Lung terlalu sibuk dengan urusan masing-masing hingga tak sempat memperhatikannya. Sepertinya Saino merasa kesepian," terangnya.

"Tinggal bersamaku?" Yixian mendapat sengatan listrik di kepala kala mendengar ucapan itu. Ia memandang Saino untuk memastikan dan memang, sepertinya itu bukan sebuah gurauan. Terlebih lagi jika Yamato yang bicara. Keberatan? Tentu saja. Tapi, apakah menolaknya saat ini juga adalah tindakan yang tepat? Ia terlalu lelah untuk mengatasi situasi yang memusingkan. "Sampai kapan?"

"Sementara saja, hm?" Saino membujuk dengan wajah lucunya yang seketika menodai mata Yixian. "Aku berjanji tak akan menyulitkanmu. Lagipula, Xian Ge punya satu kamar kosong, 'kan?"

Apa boleh buat, Yixian juga tak enak mematahkan upaya Yamato membawa Saino kemari. Saino bilang hanya sementara, jadi Yixian pikir ia memiliki banyak kesempatan untuk membuat Saino berubah pikiran. "Baiklah," jawab Yixian pasrah.

Saino tersenyum senang dan memeluk pinggang Yixian erat, tak lupa menghirup aroma tubuh kesukaannya itu. 

"Aku lelah, cepat bawa kopermu masuk." Yixian melepas pelukan Saino dan membalas salam Yamato yang kemudian berpamitan.

Kamar kosong yang disebutkan Saino sebenarnya adalah gudang penyimpanan barang, tak terlalu kotor tapi agak sempit. Tanpa meminta bantuan Yixian, Saino lekas bergerak membersihkan tempat itu dan menyiapkan segalanya seorang diri. Ia bahkan mampu mengangkat dan memindahkan beberapa benda berat ke tempat lain tanpa merintih sama sekali.

"Benar-benar anak ajaib," gumam Yixian sembari memperhatikan. Terbesit dalam benaknya untuk membantu, tapi mungkin Saino akan mengartikannya dengan makna yang berlebihan. Daripada terlibat dalam situasi yang tidak perlu, mengabaikannya adalah sikap yang tepat saat ini.

"Kau urus saja semuanya sendiri, aku mau pergi mandi." Yixian melepas blazernya dan melenggang pergi setelah melihat Saino mengangguk.

"Fiuh!" Saino menyeka peluh yang mengalir di keningnya, duduk sebentar untuk beristirahat. Ia sudah hampir selesai, hanya tinggal menggelar alas tidur yang ia temukan di antara barang bekas milik Yixian. Alas tidur itu sudah jelek dan lumayan tipis, mungkin barang peninggalan penghuni sebelumnya yang lupa dibuang. Namun, meskipun tempatnya kini tak senyaman tempat di rumah orangtuanya, Saino terlihat mantap dengan keadaan itu.

𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang