📢 Mohon dibaca kembali halaman yang memuat hasil vote (Note), baca sampe kelarrrr ya sayang, biar gak salah paham meskipun tujuannya emang untuk bikin salahpaham 😃✨ *kibasponi
Saya baca satu per satu suara yang masuk, jadi hasil itu sudah deal menjadi bagian dari kelangsungan book ini 👍🏻
Jadi, sudah jangan ngomel² lagi, itu membuat saya sedih, saya kepikiran terus sampe bawaannya pengen tidur mulu. 😪~~~ Thanks & Happy Reading 🙏🏻💕 ~~~
--------------- ⚠️ -----------------
Cahaya matahari menyapa ketika tirai disibak perlahan, memperlihatkan wajah murung Sean dibalik selimut. Yibo duduk di samping dan kembali bertanya, "Kau masih marah?"
Sean membuang muka dan menjawab lesu, "Sia-sia aku telanjang semalaman. Kau memang bejad."
Dengan sabar, Yibo mengusap rambut Sean dan mencoba menjelaskan, "Aku tidak ingin menjadikan tubuhmu sebagai alat untuk membuat kesepakatan."
"Lalu harus dengan cara apa aku merayumu? Aku bahkan telah mengorbankan harga diriku untuk mendapatkan hal sepele darimu. Tunjukan sedikit saja nuranimu, Wang Yibo."
"Itu bukan hal sepele." Yibo merendah untuk bisa mencapai wajah Sean lebih dekat. "Kau tak mengerti betapa berbahayanya di luar sana. Bahkan hanya dengan meninggalkanmu di rumah saja aku sudah merasa gelisah."
"Apa kau meremehkanku? Aku sudah melalui banyak hal mengerikan, hal buruk apa lagi yang belum kualami? Seperti yang kau lihat sendiri, aku berhasil bertahan hidup sampai detik ini."
"Apapun yang kau katakan, aku tidak akan memberimu izin untuk keluar," Yibo tetap pada pendiriannya.
Wajah Sean mengerut dengan mata memanah tajam membalas tatapan Yibo. "Bahkan jika aku meminum air toilet?"
"Sean—"
"Aku akan menggelindingkan diri dari tangga!"
"Sean—"
"Atau kau ingin melihatku berkeliling rumah dengan telanjang?!"
"Baiklah." Yibo meremas selimut dan mengambil napas dalam-dalam, berusaha memudarkan amarahnya. Ia tahu Sean tidak akan melakukan hal semacam itu, tapi sangat mungkin baginya untuk melakukan hal yang lebih nekad di belakang Yibo jika sudah dibuat muak.
Pintu kamar diketuk dari luar disusul suara asistennya menyampaikan pesan, "Tuan, kita akan melepas beritanya ke media hari ini. Anda harus segera berangkat."
"Baiklah apa?" tanya Sean sambil menangkup wajah Yibo agar tetap terfokus padanya, menyambung percakapakan untuk menuntut kejelasan.
"Baiklah, aku akan membiarkanmu pergi."
Sean tersenyum cerah lalu mendaratkan ciuman ke bibir Yibo, memberinya tanda terima kasih. "Kau sangat tampan, Tuan Wang."
"Kau mengatakannya hanya ketika kau sedang senang." Yibo membalas ciuman itu lebih dalam, menyentuhnya lebih lama sebelum pergi untuk melanjutkan urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]
FanfictionKematian tragis akibat kebakaran di sebuah gedung kasino bertahun-tahun silam, membuka lembar kehidupan baru dimana orang yang ditinggalkan hidup dalam 'pencarian' kosong dan pengelakkan. Sesuatu mungkin akan kembali, atau tetap menjadi bayangan di...