***************♥****************
Sebuah pemberitaan yang ramai menghiasi media memuat nama Bao Haoli di dalamnya. Politikus sekaligus pembisnis besar itu terlibat dalam kasus penggelapan dana pemerintah dan pencucian uang dalam bisnis pribadi yang dikelolanya. Tuduhan kuat dengan bukti-bukti yang terkuap ke publik itu mengharuskan Haoli diseret dalam penangkapan paksa di kediaman pribadinya, dan kini bersiap untuk menghadapi sidang.
Pihak yang mendorong terbongkarnya kasus besar yang melibatkan beberapa orang terdekat Haoli yang juga adalah bagian dari tokoh penting pemerintahan, mengajukan banyak data dan bukti tambahan yang semakin memberatkan Bao Haoli dalam tuntutan pidananya.
Gambaran besar yang kini membayangi hidup dan karier Bao Haoli adalah, kehancuran.
Sekutu serta orang-orang terdekat yang semula memihaknya kini secara tegas memunggungi. Bahkan pengacara yang disewanya pun kewalahan dalam mengurus kasus tersebut lantaran adanya oknum misterius yang seolah sengaja menghambatnya untuk mencari celah perlawanan.
"Ini adalah apa yang kau dapat dari memilih musuh yang salah," kalimat itu dibisikkan oleh pengacaranya sendiri. Tangan Bao Haoli yang terbelenggu rantai mengerat kuat ke permukaan meja dengan wajah tegang memucat. Ia kehilangan segalanya dalam satu ledakan, kejayaannya musnah hanya dalam hitungan beberapa malam.
"Siapa, ... Siapa sebenarnya bajingan itu?!" Haoli meraung geram.
Pranggg!
Sebuah gelas wine pecah terberai, menghantam dinding usai dilempar kencang. Yinyin melanjutkan dengan menumpahkan seisi meja, membuat semua botol dan makanan tumpah ke lantai.
Ia kembali melihat ke layar televisi dan menyaksikan tayangan puluhan petugas yang menyita seluruh properti rumah pribadi milik ayahnya serta tumbangnya perusahaan besar yang adalah satu-satunya sumber kekuatan keluarga Bao. Dengan kata lain, kini Yinyin tidak lebih dari orang biasa. Tanpa uang dan kekuasaan, ia tak akan mampu menuntaskan dendamnya.
"Bajingan! Brengsek! Keparat!"
Prangg!
Botol wine ia lempar ke layar televisi. Layar itu pecah bersama hilangnya tayangan yang membuatnya semakin muak untuk melihat. Yinyin terduduk di lantai bersama pecahan kaca dari gelas dan piring yang berserakkan. Ia mencengkeram rambutnya dan menangis, meneteskan air mata dan memanggil nama Zhuo Ren dengan gemetar. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana? Tolong katakan padaku, ... Zhuo Ren ... Bagaimana ini? Hiks."
"Yin-Mei?" suara wanita muncul dari balik pintu.
Yinyin mendongak dan memperhatikan sosok itu dengan sedikit terkejut. "Feng-Jie ..."
Seorang wanita berpostur tinggi ramping dengan balutan sweater turtleneck cokelat dan celana jeans hitam itu berjalan mengayunkan high heels-nya menghampiri Yinyin. Bibir merah cherry itu menyunggingkan senyuman halus penuh makna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐒𝟐 [Complete ✓]
FanfictionKematian tragis akibat kebakaran di sebuah gedung kasino bertahun-tahun silam, membuka lembar kehidupan baru dimana orang yang ditinggalkan hidup dalam 'pencarian' kosong dan pengelakkan. Sesuatu mungkin akan kembali, atau tetap menjadi bayangan di...