VANI ⚫21

418 45 1
                                    

  LEON menaruh henponya diatas meja.
Lalu manik matanya, menatap kearah depan saat mendengar derapan langkah kaki. Yang ternyata adalah Elli.

" Sebenar nya kita mau kemana?" Vani duduk disamping leon, dan menatap leon sedikit penasaran.
Dirinya pikir, hanya berada di dalam aprteman leon saja.

" Ada. Lo bakal seneng nanti. "

" sebaiknya, lo salin dulu dikamar tamu. Gw juga mau salin baju." leon bangkit dari duduk nya, dan menuju kamar nya.

Sedang kan vani, mengerut kan dahi nya lalu mengedik kan bahu nya cuek.
Dan menuju kearah kamar tamu, yang berada disebelah kamar leon.

---

Hening, hanya ada suara angin yang berhembusan malam itu.
Leon mengendarai motornya dengan kecepatan setandar, sedangkan vani berada dijok belakang sambil memegang kedua bahu leon.

Citt ...
Suara rem terdengar, saat motor tersebut berhenti.
Vani turun dari motor, lalu melepaskan helm nya dan memberikan kepada leon.
Lalu, leon juga sama melepaskan helm full-face nya.

" Ini-.. " vani menatap tidak percaya, lalu menatap leon kembali.

" pasar malam." leon tersenyum lembut, lalu menarik tangan vani pelan dan berjalan menerobos ramainya para manusia disana.

Vani terteguh, detak jantungnya berpacu dengan cepat secara tak normal. Pipi nya memanas ada perasaan asing yang tiba-tiba muncul dihati nya. Asing, hingga tampa vani sadari. Senyuman manis terbit dibibir nya.

- - -

" Yonnn.." Vani menatap leon yang berada disampingnya.

Leon tersenyum " Beli aja yang kamu mau. " Bluss, mungkin kalau dikomik-komik wajah vani sudah memerah seperti buah tomat yang sudah matang.

Vani berdehem. lalu melepas pautan tangan mereka tetapi, leon malah menggenggam telapak tanganya dengan erat secara lembut.
" Jangan dilepas nanti kamu hilang. " bisik leon pelan ditelinga kanan vani.
Enth sejak kapan, leon merubah kosa-kata mereka. Tetapi, vani begitu menyukai nya.

Karna tangan nya digenggam leon, akhirnya vani terpaksa menarik leon pelan dan menuju tempat yang dia mau.

" Pak beli harum manis nya satu, yang gede.. " vani berteriak sedikit kencang, takut suara nya tidak didengar bapak penjual harum manis itu.

Si bapak malah tertawa pelan, lalu membuat pesanan vani.

" Makasih pak. " kini, ditangan vani sudah ada satu buah harum manis dengan ukuran jumbo berwarna pink.
Tentu saja, yang bayar adalah leon.

" Mau, " vani memberikan harum manis tersebut kepada leon. Dengan wajah polos nya.
Leon membalas dengan senyuman, lalu memalingkan wajahnya. Tanpa vani sadari, wajah leon sudah memerah hingga merambat ketelinga belakang nya.
" Sial.. Imut banget. "

• • •

" Sekarang kita mau naik apa? " Vani menatap leon, bingung.

" bagaimana kalau naik Bianglala? katanya malam ini bakal ada kembang api. "

" Seterah ka-mu aja.. " Vani menjawab dengan gugup.

Leon mengelus pelan pucuk kepala vani.
" mungkin kalau kita beruntung, kita bakal melihat nya dari ketinggian."

" semoga.. "

Dan setelah itu mereka pun langsung, menuju wahana tersebut.
Dengan tangan yang saling menggenggam,  seakan tidak ingin kehilangan.

TATAQ 👑
[ rabu 24 november 2021 ]

Entah kenapa, ngeliat ada yang like semua part dicerita ini.
Saya jadi gak enak gak lanjut cerita VANI.
Padahal, ide udah gak masuk lagi ke otak. Dan Tq juga lagi gak enak badan.

Maaf kalau banyak Typ* dan juga, kalau gak akurat cerita nya.
Tq benar-benar maksain update.

Seamat menikmati ♡

VANI 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang