VANI ⚫ 22

380 36 1
                                    


Dukung TQ, dengan vote dan komen yah C/G 😆

Selamat membaca 📖

.
.
.

VANI menatap kagum. Saat percikan api menghiasi langit hitam dengan cahaya bintang dan bulan yang bersinar.

Tampa vani sadari setetes air mata jatuh dari kelopak mata nya.
Hati nya menghangat.
Selama ini, Vani benar-benar belum pernah terasa bebas. Diri nya seperti berada dalam jeruji penuh akan dosa.
Tapi Tuhan, makasih udah buat diri ini yang penuh dosa merasakan yang nama nya bahagia.

Vani menatap kearah depan, menatap seorang pria yang entah sejak kapan membuat nya nyaman.
Dan pria itu, juga menatap vani sambil tersenyum.

" Cantik.. " ucap nya pelan.

Vani menggigit dalam bibir nya, menahan senyuman yang akan muncul.
" Ekhem.., yah langit nya cantik. " balas vani.

" Kamu li,- " Leon menjeda, dan menatap vani dalam.
Diri nya terus berkata dalam hati. Sejak kapan ia mencintai perempuan dihadapanya, bahkan disaat elli dirundung oleh kakak nya, leon sama sekali tidak peduli. Hanya saja, mengingat bahwa ada satu wahsiat yang harus diri nya jaga. Leon terpaksa pedulih, dengan menyemangati elli bahwa didunia ini. Jangan lah terlihat lemah, kita hanya mengandalkan diri kita sendiri.
Tidak ada manusia lain yang dapat dipercaya, bahkan mungkin, diri sendiri juga tidak bisa kita percayai.

Tapi, disaat elli menemui nya diparkiran motor. Dengan tatapan dinginya yng serasa angkuh, meminta diri nya mengantarkan gadis tersebut.
Rasa ini, rasa yang sama sekali belum leon rasakan. Tiba-tiba menerobos dan menjalar ditubuhnya.
Ada sengatan listrik, yang seakan-akan menyuruh nya untuk selalu disamping gadis itu.

Harus melihat senyuman bahagia dibibir nya.
Bahkan, leon mengakui bahwa perasaan ini adalah perasaan sayang yang sungguh besar.
Seakan, leon benar-benar tidak bisa meninggalkan gadis tersebut.

" Kamu.. Yang cantik. " leon menatap dalam penuh cinta, diri nya benar-benar ingin memohon kepada Tuhan. Untuk memberhentikan waktu sekarang saja, agar dirinya bisa menikmati indah nya wajah yang selalu terbayang dalam tidur nya.

Vani terdiam, jantung nya kembali berpacu dengan cepat. Pipi nya memanas.
" Apa ini.. " batinya, saat merasakan perasaan bahagia dalam diri nya.

" Li, aku bukan pria romantis yang menyatakan cinta pada perempuan yang sangat dicintai itu dengan banyak nya bunga yang berterbangan.
Aku juga bukan pria yang menyatakan sayang kepada kekasih, dengan berlian permata yang berkilau.
Aku hanya pria kaku, yang baru merasakan perasaan ini. Perasaan sayang, dan juga cinta.

Mungkin, bagi kamu. Terlalu cepat aku mengungkap kan nya.
Tetapi li, ada sesuatu yang akan aku sesali apa bila perasaan ini tidak diucapkan. Ada sesuatu, yang akan membuat kamu menangis. Dan itu, benar-benar membuat aku tersiksa.

Li, aku benar-benar mencintai mu.
Aku benar-benar menyayangi mu.
Demi Tuhan, aku benar-benar takut kehilangan kamu li. " leon terisak sambil menutup wajah nya dengan telapak tangan nya.

Leon benar-benar resah, kenpa disaat diri nya sudah menyerah. Cinta ini harus muncul, apa sanggup diri nya meninggal kan elli.

Vani terteguh, sebesar itu leon mencintai elli?
Entah kenapa, disatu sisi ada perasaan bahagia. Saat leon berbicara seperti itu seakan-akan leon mengungkap kan  untuk diri nya.

Tetapi, saat mendengar nama yang diucapkan leon. Dadanya terasa sesak, rasa cemburu menjalar di hati nya.
Diri nya benar-benar tidak rela.
Apa diri nya harus egois?

" Leon. "
Mendengar suara pelan dan lembut tersebut, leon mengangkat kepala nya menatap vani yang memandangi nya dengan raut wajah yang sulit ditebak.

" Bisa kamu ulangi lagi, saat kamu menyatakan sayang? . Dengan nama..-" vani berdehem pelan.
" Vani? " lanjut nya, dan menunduk.

Leon tersenyum manis.
" Vani aku benar-benar menyayangi mu.. " ucap nya, dan disaat vani terkejud hingga vani mendongak kan kepalanya.

Leon langsung memegang tengkuk belakang vani, dan menempelkan benda kenyal tersebut dengan bibir tebal milik leon.

Vani seakan merasakan bahwa sekarang waktu seperti berhenti.
Diri nya seperti tidak mendengar suara ledakan kembang api.
Perut nya juga serasa keram, seakan-akan ada ribuan kupu-kupu berterbangan disana.

Vani memejamkan mata nya dan menikmati setiap cecapan bibir nya dengan leon dan membalas nya dengan amatir.

Lidah saling berbelitan, dan menyesap dalam mencari rasa nikmat disana.
Hingga saat vani merasakan oksigen nya habis, diri nya mendorong leon sedikit kuat.

Leon tersenyum semakin lebar, lalu memeluk vani erat.
" Oh tuhan.. Kenapa aku begitu mencintai nya... " Batin leon dan menikmati wangi tubuh alami milik vani.

TATAQ 👑
[ Rabu 24 november 2021]

TQ singkat aja yah, biar cepat-cepat tamat.
Sebnr nya konflik nya juga belum muncul, mungkin bakal sedikit menuju ending.

Doa-doa moga happy ending 😊

Selamat menikmati ♡

VANI 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang